Pancasila Barometer Martabat Kemanusiaan Dan Kesetaraan

oleh -
Hargo Mandirahardjo, Ketua Umum ISKA periode 2017 - 2022 (kiri) dan Luky Yusgiantoro, Ketua ISKA baru (2022 - 2026) pada akhir MUNAS ISKA di Denpasar, 29 Mei 2022. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Sebagai ideologi bangsa dan dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kebhinekaan, kesetaraan, yang menghadirkan wajah Indonesia yang demokratis, yang memberi ruang yang luas dan merdeka bagi setiap  anak bangsa untuk turut merawat komitmen kebangsaan, dan terus memelihara solidaritas tanpa batas-batas etnis, ras, agama.

Pernyataan bersama ini diberikan dua pucuk pimpinan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Hargo Mandirahardjo, Ketua Presidium Pusat ISKA Demisioner (2017 – 2022) dan Luky Yusgiantoro, Ketua Presidium Pusat ISKA Mandataris (2022 – 2026) di Jakarta pada Selasa petang, 31 Mei 2022.

Hargo dan Luky  juga menekankan saat keduanya memberi pertanyaan bersama tersebut  bahwa Pancasila semakin diterima sebagai landasan dasar bangsa yang teguh, yang menerima segenap perbedaan elemen bangsa sebagai kekayaan Indonesia yang indah dan membanggakan di tanah air juga di dunia internasional.

Dua tahun terakhir, saat pandemi COVID-19 menghantam kehidupan di seluruh penjuru bumi, kita menyaksikan secara nyata betapa nilai-nilai gotong-royong  berkembang luas, meneguhkan kembali harapan hidup yang merosot ke titik nadir oleh pandemi.

Berbagai elemen  bangsa yang terpanggil sebagai relawan mendedikasikan sebulat hati komitmen  membantu sesama. Ini, menurut kedua pimpinan ISKA, adalah buah-buah terbaik yang nyata dihasilkan oleh Pancasila. Maka sudah sepatutnya, kita semua menjunjung dengan hormat  Pancasila sebagai tonggak dan arah dasar jalan Indonesia sebagai bangsa.

Tentu saja, ideologi Pancasila dan praktek pengamalannya harus terus diwariskan kepada setiap warga negara dari generasi ke generasi. Mereka perlu memahami Pancasila sebagai filosofi dan nilai-nilai terpenting dasar bernegara dan berbangsa kita.

Salah satu poin fundamental  yang dapat dipetik dari kekayaan dasar negara kita adalah menempatkan harkat dan martabat manusia dalam kesetaraan yang kokoh. “Hanya melalui penghargaan seperti itulah, Pancasila akan lebih mudah diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” Hargo dan Luky menegaskan dalam pernyataan bersama mereka.

Bersama kebangkitan seluruh tanah air dari pandemi, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) memandang bahwa inilah saat yang tepat menegaskan kembali Pancasila sebagai inspirasi pembangunan martabat manusia, menghormati kesetaraan dalam diversitas, serta terus menyuburkan spirit solidaritas tanpa sekat.

Dari sila pertama, ISKA berpendapat, kebebasan beragama dan beribadah adalah  hal mendasar dalam membangun  harkat dan martabat manusia. Sila kedua, jelas menyebutkan  keberadaban sebagai nilai bersama daalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sila ketiga hanya akan tumbuh menguat jika ada kesetaraan yang seimbang, jauh dari aspek SARA. Pada tahun-tahun mendatang, Indonesia yang akan melewati tahun politik juga akan diuji, bagaimana menempatkan politik pada harkat kemanusiaan yang seharusnya. Dan muaranya, keadilan sosial akan semakin terwujud dengan kombinasi harkat dan kesetaraan manusia – suatu kondisi  niscaya, yang tidak dapat ditawar.

Maka, ISKA memandang Pancasila sudah seharusnya menjadi barometer dalam pembangunan dan peningkatan harkat dan martabat manusia. “ISKA akan selalu berupaya menjadi garda terdepan dalam merawat komitmen kebangsaan, menjaga, dan menumbuhsuburkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Hargo.

Luky menambahkan, “ISKA akan senantiasa menjadi inspirasi bagi gerakan kebersamaan demi terwujudnya keutuhan NKRI serta Pancasila sebagai warisan abadi bangsa, sampai akhir hayat”. ***