Pancasila, Modal Sosial Bangsa di Tengah Tatanan Normal Baru

oleh -
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar seminar web dengan tema "Membumikan Pancasila, Membangun Keindonesiaan, dan Memperbaharui Hukum Menuju Tatanan Normal Baru" pada Jumat (19/6/2020). (Foto Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID — Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar seminar web dengan tema “Membumikan Pancasila, Membangun Keindonesiaan, dan Memperbaharui Hukum Menuju Tatanan Normal Baru” pada Jumat (19/6/2020).

Seminar tersebut dihadiri oleh lebih dari 170 peserta yang dibuka oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Retno Saraswati.

Retno menjelaskan pandemi sekarang membuat tatanan di masyarakat berubah. Selaku akademisi seminar ini bertujuan memberikan sumbangsih pemikiran khususnya dalam membumikan Pancasila di tengah tatanan baru.

“Ditengah pembahasan RUU Pancasila dan ditengah pandemi ini mari fokuskan untuk membumikan Pancasila khususnya dalam melewati pandemi ini dengan jiwa Pancasila yang ditanamkan dalam diri,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers BPIP.

Plt. Deputi Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi BPIP, Ani Purwanti menjelaskan bahwa seminar online ini membahas mengenai Pancasila dan hukum. Salah satu upaya dalam membumikan Pancasila dalam peraturan hukum.

“Setiap regulasi dan aturan pemerintahan harus bernafaskan Pancasila,” tuturnya.

Protokol kesehatan dan aturan lainnya harus dikembalikan kepada nilai-nilai  Pancasila.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa dalam menghadapi tatanan hidup baru ini tidak mudah, bukan hanya di negara kita saja. Harus harus menekankan dan taat pada kedisiplinan.

“Taat dan disiplin pada aturan protokol kesehatan serta semua aturan sangat penting dalam menghadapi ini semua,” ujar Benny.

Ditengah pandemi ini bisa terlihat dengan jelas solidaritas masyarakat Indonesia sangat kuat termasuk digenarasi milenial.

“Melihat bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila sagat bagus. Solidaritas kemanusiaan sangat terlihat,” jelasnya.

Andai bangsa ini tidak mempunyai Pancasila dalam keadaan pandemi ini, maka tidak akan mampu bertahan.

“Beruntung Indonesia mempunyai Pancasila sehingga dapat bertahan dalam situasi sulit apapun. Gotong royong adalah gugus insting dalam bertindak bernalar dan berelasi,” jelas Benny.

Selain itu, Benny menjelaskan keadilan sosial harus tercemin dalam politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan.

“Keadilan butuh hukum yang mempunya nilai-nilai yang berpihak keadilan,” tegasnya

Guru Besar Ilmu Hukum FH Undip menekankan juga terkait pembuatan dan penguatan hukum dimana nilai dan norma harus dirumuskan dalam pembuatan hukum.

Dalam hal prioritas dimasa pandemi ini bagaimana pemerintah yang didukung oleh semua elemen dapat mengembalikan kepada semula seperti sebelum ada covid-19.

“Masyarakat beraktifitas seperti semula, pasar tradisonal berkembang, kehidupan harmonis,” tuturnya.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  kita sepakat mengaktualisasikan Pancasila dan kehidupan sehari-hari.

“Yakinkan mantap kita punya modal sosial adalah jalan keluarnya dan ini ada dalam nilai-nilai pancasila,” tambahnya.

Guru Besar Filsafat Hukum FH Undip menjelaskan terkait proses pembuatan hukum yang harus melibatkan semua unsur masyarakat.

“Pembuatan hukum yang baru butuh dialog dari  semua elemen masyatakat,” tutupnya.