Pastor Malgesini, Martir Amal Kasih Kaum Papa, Meninggal dengan Luka Tusuk

oleh -
Pastor Roberto Malgesini ditemukan meninggal dengan sejumlah luka tusuk di tubuhnya dan satu luka di bagian leher, di dekat parokinya, di Gereja St. Rocco, Como, Italia pada Selasa, 15 September 2020. (Foto: Katolikpedia.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Pastor Roberto Malgesini ditemukan meninggal dengan sejumlah luka tusuk di tubuhnya dan satu luka di bagian leher, di dekat parokinya, di Gereja St. Rocco, Como, Italia pada Selasa, 15 September 2020.

Pastor berusia 51 tahun tersebut dikenal karena setiap pagi suka membagikan makanan kepada kaum miskin di sekitar pastoran tempat tinggalnya.

Polisi yang menyelidiki kasus ini menemukan bahwa imam Keuskupan Como di Italia Utara itu dibunuh oleh seseorang laki-laki. Diperkirakan, laki-laki itu sudah mengenal baik Pastor Malgesini.

Menurut Vaticannews.va, seperti dilansir pada Minggu (20/9/2020), Pastor Malgesini sudah sering memberikan bantuan makan juga kepada laki-laki itu.

Selasa pagi itu, Pastor Malgesini seperti biasanya membagikan makanan kepada orang-orang miskin yang datang ke pastoran. Dan laki-laki itu juga ada di sana. Ia berdiri di luar pagar pastoran. Polisi memperkirakan, laki-laki itu menderita gangguan jiwa.

Polisi sudah menangkap seorang laki-laki bernama Ridha Mahmoudi (53 tahun). Warga Tunisia itu diduga adalah pelaku pembunuhan Pastor Malgesini.

Pastor Malgesini dikenal karena pengabdiannya bagi para tunawisma dan para migran di Keuskupan Como. Bahkan, pada 2019 yang lalu, karena perhatiannya itu, ia pernah didenda oleh polisi setempat karena memberi makan bagi ‘orang-orang kecil’ yang tinggal di bawah serambi bekas gereja.

Uskup Oscar Cantoni yang memimpin doa Rosario untuk Malgesini di Katedral Como pada 15 September 2020 berkata, “Kami bangga sebagai uskup dan sebagai Gereja atas seorang imam yang memberikan hidupnya untuk Yesus dalam diri ‘orang-orang kecil’”. Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, keuskupan setempat mengatakan, “Dalam menghadapi tragedi ini, Gereja Como mendoakan arwah Pastor Malgesini dan orang yang menikamnya sampai mati”.

Koran lokal Italia, Prima la Valtellina, mengutip Luigi Nessi, seorang relawan yang bekerja dengan Pastor Malgesini, mengatakan bahwa “Beliau adalah orang yang menghidupi Injil setiap hari, setiap saat sepanjang hari. Sangat luar biasa bagi komunitas kami”.

Sementara seorang rekan imamnya, Pastor Andrea Messaggi, mengatakan kepada La Stampa: “Roberto adalah orang yang sederhana. Ia hanya ingin menjadi seorang imam dan bertahun-tahun yang lalu ia menyatakan keinginan itu secara eksplisit kepada mantan Uskup Como. Untuk itu ia dikirim ke St. Rocco, di mana setiap pagi ia membawakan sarapan bagi orang-orang kecil. Di sini semua orang mengenalnya, mereka semua mencintainya”.

Dilaporkan La Stampa, sebuah surat kabar harian di Turin, Italia, kematian Pastor Malgesini menimbulkan kesedihan bagi komunitas migran. Roberto Bernasconi, direktur Caritas setempat menggambarkan Pastor Malgesini sebagai “orang yang lemah lembut”. “Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang kecil, ia menyadari risiko yang ia hadapi,” ujar Bernasconi. “Kota dan dunia tidak memahami perutusannya”.

Dalam kesempatan terpisah, dalam Audiensi Umum mingguannya pada Rabu, 16 September 2020, di Lapangan San Damasso, Paus Fransiskus mengungkapkan  belangsungkawa  atas kepergian Pastor Malgesini.

“Saya ikut merasakan kesedihan dan mendoakan para anggota keluarganya dan komunitas Como dan, seperti yang dikatakan uskupnya, saya bersyukur kepada Allah atas kesaksiannya sebagai martir amal kasih terhadap kaum papa,” ujar Paus Fransiskus.

Paus juga mengajak segenap umat yang hadir untuk sejenak mengheningkan cipta dan meminta mereka untuk mendoakan arwah Pastor Roberto dan “semua pastor, suster, orang awam yang bekerja bagi orang-orang terpinggirkan dalam masyarakat”.

Paus juga tak lupa berdoa untuk semua imam, suster, bruder, dan frater yang mempersembahkan hidupnya untuk melayani orang-orang miskin dan terlantar.

“Ya Tuhan, pandanglah para abdimu yang sudah setia mempersembahkan hidup mereka untuk melayani Gereja-Mu. Terimalah mereka yang sudah berpulang ke pangkuan-Mu yang abadi. Amin”. (Ryman)