Paus: Kerajaan Kristus Membebaskan dan Kita Memperoleh Martabat

oleh -
Paus Fransiskus. (Foto: Vaticannews)

Vatican, JENDELANASIONAL.ID — Paus Fransiskus merenungkan Kerajaan Kristus pada Hari Raya Kristus Raja yang dirayakan pada hari ini, Minggu (21/11). Paus mencatat bahwa Yesus datang bukan untuk mendominasi, tetapi untuk melayani orang lain. Dan orang Kristen dipanggil untuk melakukan hal yang sama, mencari kebenaran kasih Yesus yang tak terbatas yang membebaskan kita dari kelemahan kita.

Paus Fransiskus muncul di jendela yang menghadap lapangan Santo Petrus dalam Doa Angelus Minggu bersama dua orang muda dari Keuskupan Roma yang berpartisipasi dalam perayaan Hari Pemuda Sedunia. Minggu pagi sebelumnya, Paus memimpin Misa Hari Orang Muda Sedunia di Basilika.

Merefleksikan bacaan Hari Raya Kristus Raja hari ini, Paus Fransiskus menunjukkan bagaimana Yesus mengatakan dengan jelas selama interogasi oleh Pilatus bahwa “Aku adalah seorang raja”. Dimana sebelumnya kita membaca dalam Injil bagaimana dia ingin orang lain mengakui dia sebagai raja mereka. Pasalnya, pengertian “kerajaan” menurut standar duniawi sangat berbeda dengan yang dimaksudkan-Nya.

Yesus datang ke dunia, bukan untuk mendominasi, “tetapi untuk melayani”, kata Paus. Dan Ia melakukan ini bukan melalui “tanda-tanda kekuasaan”, melainkan melalui “kekuatan tanda”. Kekuasaannya sebagai raja menandakan pelayanannya sampai dipaku di kayu salib, sesuatu yang “benar-benar di luar parameter manusia” yang menganggap seorang raja sebagai perwujudan kebanggaan, ketenaran, kemuliaan, dan kekuasaan atas orang lain.

 

Yesus sebagai Raja untuk Semua

Paus mengamati bahwa Kristus mengatakan bahwa dia adalah seorang raja ketika orang banyak meneriakinya, saat Yesus di hadapan Pilatus. Tetapi ketika orang banyak memuji dia sebelumnya, maka dia menjaga jarak.

Hal ini, kata Paus, menunjukkan bahwa Yesus “berdaulat bebas” dari keinginan duniawi untuk ketenaran dan kemuliaan agung. Sesuatu yang semua orang Kristen perlu tanyakan pada diri mereka sendiri apakah mereka juga meniru misi pelayanan ini kepada orang lain, daripada mencari persetujuan, penghargaan dan tepuk tangan.

 

Pengikut Gratis dan Berdaulat

Sementara Yesus melarikan diri dari kebesaran duniawi. Kata Paus, Yesus “membuat hati orang-orang yang mengikutinya bebas dan berdaulat”. Yesus membebaskan kita dari perbudakan dosa. “Kerajaannya membebaskan,” di mana setiap murid diperlakukan seperti teman dan bukan subjek, tambah Paus, meskipun Dia di atas semua penguasa. Paus menekankan bahwa “kita memperoleh martabat” dengan mengikuti Kristus, yang ingin kita semua bebas.

 

Menjadi Saksi Kebenaran

Paus menjelaskan kebebasan Yesus berasal dari kebenaran. Realitas bahwa Yesus membuat “kebenaran dalam diri kita yang membebaskan kita” dari kepalsuan yang kita miliki. Ketika Yesus bertahta di hati kita, kata Paus, kita dibebaskan dari kemunafikan, penipuan dan kepalsuan, karena “bersama Yesus, kita menjadi benar”. Pada saat yang sama, kita harus selalu menghadapi keterbatasan dan kelemahan kita, tetapi ketika kita hidup di bawah ketuhanan Yesus, kita dapat menghindari menjadi korup atau bermuka dua.

Sebagai kesimpulan, Paus berdoa agar Maria dapat membantu kita setiap hari mencari “kebenaran Yesus, Raja Semesta Alam” yang membebaskan kita dari perbudakan dosa duniawi dan menuntun kita untuk disiplin dalam hidup kita. ***