Pekan Komsos Nasional Online, Sisipkan Cinta dalam Cerita Setiap Hari

oleh -
Paus Fransiskus. (Foto: Mirifica.net)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) Konferensi Waligereja Indonesia tahun ini diselenggarakan bukan di satu Keuskupan melainkan di ranah virtual atau online. Hal ini terkait dengan pandemi Virus Corona yang masih melanda dunia termasuk Indonesia.

“Awalnya, Komsos KWI sudah menunjuk Keuskupan Atambua untuk menyelenggarakan PKSN pada 1-7 Juni. Namun, Pandemi Covid-19 memaksa kita tinggal di rumah dan menjalankan social distancing. Mau tidak mau kita juga harus membatalkan (aktivitas offline PKSN ini) dan menundanya,” ujar Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD Steven Lalu Pr seperti dikutip Mirifica.net. di Jakarta.

Penundaan tersebut, kata Romo Steven, tidak meniadakan PKSN untuk menyebarkan pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 yang mengajak setiap orang membagikan cerita-cerita positif khususnya di saat Pandemi Covid-19.

Dikatakannya, tema Hari Komunikasi Sosial kali ini masih melanjutkan tema-tema sebelumnya yang banyak bicara tentang hoaks, cerita palsu dan membangun komunitas. Namun kali ini, Paus Fransiskus fokus pada “cerita”, dengan mengambil tema, “Hidup Menjadi Cerita : Menjahit Kembali yang Terputus dan Terbelah”.

PKSN yang digelar untuk ketujuh kalinya ini, mengajak kita semua agar merajut cerita yang mampu memandang dunia dan peristiwa dengan penuh kelembutan.

“Di tengah hiruk pikuk suara dan pesan yang membingungkan, kita butuh cerita manusiawi yang bicara tentang diri sendiri dan segala keindahan di sekitar,” ujar Paus seperti dikutip dari pesan resminya.

Paus juga menyerukan agar kita menenun kisah-kisah manis dan indah tentang bagaimana kita menjalin benang dan membangun hubungan satu sama lain dalam hidup ini antara sesama, lingkungan dan Tuhan.

Menurut Paus, kesetiaan Allah selalu hadir untuk manusia dan membebaskan manusia dari penindasan. Kesetiaan Allah diceritakan turun-temurun dalam Perjanjian Lama dan diteruskan dalam Perjanjian Baru yang menceritakan pewahyuan Allah dalam diri Yesus. Ini membuat Allah terajut dalam kemanusiaan kita memberi cerita baru, menjadi cerita Ilahi.

Banyak cerita manusia kemudian menjadi kisah dan karya agung yang menginspirasi dan melengkapi Injil. Di dalamnya Roh Kudus berperan menuliskan dalam hati manusia meski ditulis pada garis bengkok sekalipun.

“Cerita kita menjadi bagian dari setiap cerita agung itu ketika kita menaruh cinta dalam cerita-cerita itu setiap hari. Jangan sekadar menyesal dan sedih tetapi ceritakanlah hati yang terpenjara itu kepada Allah Yang Maha Kasih supaya kita dapat menyimpul kembali jalinan hidup. Bahkan bila cerita kita buruk, kita bisa belajar memberi ruang untuk penebusan,” kata Paus.

Yang utama, kata Bapa Suci, cerita itu adalah sarana mengingat siapa diri kita di hadapan Allah, memberi kesaksian apa yang ditulis Roh Kudus.

Romo Steven mengatakan, kegiatan PKSN yang dimulai pada 24 Mei hingga 30 Mei  itu bertujuan menggemakan pesan Paus tersebut. Acara juga diisi dengan berbagai macam lomba selain ekaristi online dan sosialisasi pesan paus lewat media sosial (Facebook, Twiiter, Instagram, Website Mirifica).

“Hanya saja kali ini semua kegiatan dilakukan secara online. Dan kita sudah memulainya (lomba-lomba) sejak awal Mei,”ujar Romo Steven.

Lomba-lomba yang akan diselengarakan antara lain : Lomba Konten Kreatif Digital (Lomba Caption, Rosary Challenge, Cerita Berantai), Lomba Podcast Pewartaan, Lomba Menulis Opini, Lomba Menulis Feature- 4 Tahapan, dan Lomba Bercerita yang divideokan.

Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) sebagai penyelenggara dibantu komsos seluruh keuskupan di Indonesia juga menyelenggarakan pendampingan serta online course untuk memantapkan para peserta dalam mengikuti lomba. Kegiatan pendampingan dan kursus online ini, menurut Romo Steven bahkan bakal berlanjut hingga setahun ke depan. Jadi memungkinkan para pegiat komsos, para biarawan dan biarawati serta Orang Muda Katolik (OMK) yang punya minat di bidang pewartaan bisa mengikuti berbagai kegiatan secara online dan belajar banyak hal. Mulai dari menulis kreatif, memproduksi podcast/ radio, mencipta lagu, jurnalistik, dan masih banyak lagi.

Seluruh umat Katolik dan masyarakat Indonesia juga keluarga-keluarga yang sedang tinggal di rumah karena Pandemi Covid-19, orang-orang muda yang sangat aktif di media sosial dan para pegiat karya komsos Keuskupan dan Paroki diharapkan ikut serta meramaikan kegiatan ini.

“Kami ingin menggerakkan umat dan masyarakat untuk berbagi cerita positif, inspiratif dan menyatukan sesuai pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 (24 Mei) tahun ini,” tutup Romo Steven. (Ryman)