Pelantikan Pemuda Katolik, 9 Tokoh Kawanua Masuk Jajaran Pengurus

oleh -
Ketua Umum Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa foto bersamar Pengurus Pusat Pemuda Katolik yang berasal dari keluarga Kawanua Katolik, usai pelantikan di Aula Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (12/01/2019). (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.COM — Keluarga Kawanua Katolik (KAWKAT) masuk dalam jajaran Pengurus Pusat Pemuda Katolik masa bakti 2018 – 2021 dengan dr. Karolin Margret Natasa untuk kedua kalinya dipilih sebagai Ketua Umum pada Desember 2018 lalu, saat organisasi yang berusia 73 tahun itu mengadakan Kongres di Nusa Tenggara Timur. Pelantikan para pengurusnya diadakan di Aula Gereja Katedral, pada Sabtu (12/01/2019).

Sebagai Ketua Umum, Karolin didampingi Christoper Nugroho sebagai Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum dipercayakan pada Ardy Susanto, serta pengurus lain yang jumlahnya cukup banyak. Dalam kepengurusan kali ini, terdapat 9 (sembilan) Keluarga Kawanua Katolik yang menjadi anggota Pengurus Pusat Pemuda Katolik.

Kesembilan keluarga Kawanua Katolik itu adalah, Michelle Wondal  (Wabendum), Ivan Randang (Departemen Hukum & HAM), Jesse Thomasmore Windah (Hubungan & Kerjasama Luar Negeri), Alicia Maria Solangia Djilin (Hubungan & Kerjasama Luar Negeri), Nafalia Wowor (Hubungan & Kerjasama Luar Negeri), Mirabelle Wondal (Departemen Budaya & Pariwisata), Boby Antonius Kaparang (Departemen Kepemudaan & Olahraga), Runi Runtu (Departemen Pembinaan Organisasi) dan Grendy Tirukan (Departemen Kesehatan, Tanggap Darurat & Bencana).

Dalam arahannya bagi seluruh pengurus pusat yang baru saja dilantik, Karolin berharap kader Pemuda Katolik lebih berani dan banyak bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader. Kader Pemuda Katolik terutama pengurus harus lebih berinisiatif dan benar-benar masuk dalam dan bekerja untuk kemajuan masyarakat terutama kaum mudanya.

Menanggapi masuknya beberapa anggota keluarga Kawanua Katolik dalam kepengurusan, Michelle Wondal menegaskan bahwa ini merupakan langkah baik agar pengurus Pengurus Pemuda Katolik yang berasal daerah mempunyai jembatan untuk lebih peduli terhadap daerahnya sekalipun mereka berada di luar daerah asal.

“Pemuda Katolik akan lebih bernilai dan berarti jika organisasi ini mengakomodasi ikatan-ikatan keluarga daerah untuk masuk dalam kepengurusan. Dengan demikian, Pemuda Katolik memiliki wacana baru dalam menyikapi berbagai persoalan di daerah. Sejauh mana Pemuda Katolik memiliki pengaruh dalam masyarakat Indonesia dapat dilihat dari capaian yang telah ditargetkan. Daerah harus digelorakan mengingat pemuda menempati prosentasi yang tinggi dalam demografi Indonesia,” tegas Michelle Wondal.

Michelle Wondal melihat bahwa ada gap atau relasi yang terputus antara kelompok muda yang berdomisili di daerah dan pemuda rantau yang berada di ibukota atau kota-kota lain. Adalah penting untuk mendukung pemerintah melalui cara seperti ini yakni menggalang hubungan erat antara pemuda asal dan rantau yang berada di mana-mana untuk memberdayakan organisasi agar ikut membangun daerahnya.

“Hal ini sesuai dengan arahan Ketua Pemuda Katolik, Ibu Karolin, yang menekankan bahwa isu kebangsaan hanya bisa dilawan jika pemudanya bersatu dan memiliki satu visi. Oleh karena isu kebangsaan dapat ditepis dengan cara membangkitkan para pemuda rantau dari daerah asal yang sama di tempat di mana mereka sekarang berada. Kita semua yang berada di Pemuda Katolik mempunyai tanggung jawab yang sama yakni, menjaga NKRI dan memelihara dan sekaligus Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya,” tegas Michelle Wondal. (Ryman)