Pemuda Katolik: Pancasila Jalan Terbaik Merawat Rumah Indonesia

oleh -
Ketua Umum PP Pemuda Katolik dr. Karolin Margret Natasa

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Rumah Indonesia adalah rumah dari sebuah bangsa yang majemuk dimana para penghuninya memiliki kerinduan untuk hidup tenteram dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Ke – Indonesia –an adalah persoalan “hidup-mati” yang diperjuangkan mati-matian oleh para pendiri bangsa.

Impian rumah Indonesia yang tenteram itu membuat para pendiri bangsa mengalahkan ego golongannya masing-masing dengan menerima Pancasila sebagai jalan terbaik merawat “rumah Indonesia” dan telah menjadi konsensus nasional yang dihormati bersama meskipun mereka sadar ada banyak perkara di antara mereka yang tetap sulit dipertemukan.

“Sebuah nilai kehormatan dan jiwa besar telah diwariskan bagi penerus bangsa dengan secara ksatria mengesampingkan kepentingan primordial demi keuntungan bersama bagi seluruh penghuni rumah Indonesia,” ujar Ketua Umum Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa melalui siaran pers di Jakarta, Senin (19/8).

Seperti diketahui, kemarin berlangsung peristiwa di Asrama Mahasiswa Papua – Surabaya, Semarang dan Malang yang kemudian berbuah aksi balasan di Manokwari, Sorong dan Kaimana di Papua Barat dan Jayapura di Papua.

Hal itu, katanya, tentu menjadi keprihatinan kita bersama karena dibumbui isu rasisme. Ditambah lagi dengan video ujaran yang mengandung “pelecehan” terhadap simbol agama umat Nasrani yang diduga dilakukan oleh Ustad Abdul Somad.

“Peristiwa ini sungguh mengusik kami sebagai bagian anak bangsa yang memiliki harapan besar meneruskan cita-cita para pendiri bangsa,” ujarnya.

Karena itu, Pengurus Pusat Pemuda Katolik menghimbau para tokoh masyarakat, Pimpinan Daerah, pimpinan Agama untuk menciptakan yang sejuk dan toleran. Segala persoalan yang ada, diselesaikan secara musyawarah dan mufakat

Karolin mengajak, semua pihak, secara khusus Pemerintah harus bisa mengatur lalu lintas informasi media yang beredar. Karena pemberitaan ini dibombardir secara masif dalam beberapa waktu terakhir, yang justru menimbulkan keresahan di tengh masyarakat.

Selain itu, Pemuda Katolik juga mendukung penuh Aparat Kepolisian untuk segera menangkap aktor-aktor intelektual yang melakukan tindakan rasisme, anarkis dan intoleran terkait kasus Papua. Selain itu, mendukung penuh tindakan tegas secara hukum dan tetap mengedepankan azas  praduga tak bersalah dan menjunjung tinggi HAM, terhadap oknum-oknum yang secara sengaja bertindak separatisme.

“Pemuda Katolik berharap Ustad Somad menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Publik, untuk meredam luka kebatinan yang dirasakan umat Kristiani. Di lain sisi, Pemuda Katolik juga akan bersikap sama jika ada tokoh Agama lain yang berlaku sama  melecehkan atau perbuatan tidak patut terhadap Agama lain,” ujarnya.

Karolin mengajak organisasi kepemudaan lainnya untuk tetap komitmen pada Sumpah Pemuda 1928. “Pemuda Katolik punya tanggung jawab secara khusus terhadap Papua, karena banyak kader muda potensial Pemuda Katolik ada di Papua yang berwawasan kebangsaan dan menjadi masa depan bagi NKRI,” pungkasnya. (Ryman)