Pengawas Kementerian Agama Intensif Lakukan Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan

oleh -
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba, H. Muhammad Yunus meminta seluruh ASN Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba untuk menjadi pioner moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. (Foto: Ist)

Bulukumba, JENDELA NASIONAL.ID–Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba, H. Muhammad Yunus meminta seluruh ASN Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba untuk menjadi pioner moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Hal tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi sebagaimana dilansir dari situs resmi Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan.

Menurutnya, penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan terus digalakkan sebagai ikhtiar mempererat persatuan bangsa di tengah maraknya informasi hoaks yang berisi konten kekerasan, intoleran, dan disintegrasi bangsa yang ada di media sosial.

“Muatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan ini harus disampaikan tidak hanya kepada pendidik dan tenaga kependidikan tetapi juga menyentuh proses pembelajaran,” tegasnya.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Pengawas lingkup Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba mengunjungi madrasah dan pondok pesantren di Kabupaten Bulukumba untuk memberi penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Para pengawas menjadi pembina apel di beberapa pondok pesantren pada Senin (10/10/2022)

Seperti yang dilaksanakan oleh Darmawati Amin, Pengawas PAIS di PPS Binaannya, Pesantren Al-Mubarak. Di pesantren ini, ia menjadi pembina upacara yang dalam amanatnya mengajak seluruh stakeholder untuk memupuk dan meningkatkan kedisiplinan dan rasa cinta tanah air yang salah satunya melalui pelaksanaan upacara bendera.

“Upacara harus menjadi tradisi untuk memupuk nasionalisme” tegasnya.

Pengawas PAIS lainnya seperti H. Muh Jamil dan Nurlaela juga mengikuti upacara di pesantren binaan masing-masing. Pengawas PAIS selain membina guru pada sekolah juga diberi tugas pengawasan akademik dan manajerial pengawas pendidikan agama Islam pada satuan pendidikan kesetaraan pada 7 pondok pesantren salafiyah di Kabupaten Bulukumba.

Di tempat lain, Ridwan, pengawas madrasah yang menjadi pembina upacara di pesantren Babul Khaer menyampaikan santri turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, ia mengajak seluruh stakeholder pesantren menjaga NKRI dan menghargai kebhinnekaan.

“Miniatur toleransi adalah dengan tidak saling membully secara verbal maupun non verbal. Jiwa persaudaraan diantara santri harus dipupuk sejak dini karena pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang majemuk dari berbagai latar belakang” terangnya. (mwd)