PERTIWI Apresiasi Rudi M. Prabowo, Anggota KPPS yang Meninggal

oleh -
PERTIWI memberi apresiasi kepada ibu Sukaesi, janda dari mendiang Rudi Mulia Prabowo, anggota KPPS yang meninggal pada tanggal 18 April 2019 lalu. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Organisasi relawan Perempuan Tangguh Pilih Jokowi-Amin (PERTIWI) menggelar acara Buka Puasa bersama Warga Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Acara ini dilangsungkan dengan mengundang 100 anak yatim piatu dari Kampung Jati, dan 200 akar rumput dari warga sekitar serta anggota KPPS setempat yang telah berjuang demi lancarnya Pemilu Presiden dan Legisatif 2019 lalu.

Putri K. Wardhani, Ketua Umum Pertiwi menjelaskan bahwa suksesnya Pemlihan Umum tanggal 17 April lalu, juga tidak lepas dari partisipasi aktif seluruh bangsa Indonesia yang cinta demokrasi.

“Kelancaran jalannya Pemilu Presiden dan Legislatif lalu merupakan hasil kerjasama seluruh elemen masyarakat yang menginginkan demokrasi dapat ditegakkan di Indonesia,” tegas Putri melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (17/5).

Untuk itu Putri menjelaskan, acara Buka Puasa ini juga perlu melibatkan masyarakat secara langsung dan anggota KPPS serta pemuka masyarakat yang ada di wilayah sekitar lokasi kegiatan. Acara Buka Bersama Warga yang dilangsungkan di area Pulo Gadung ini sekaligus diisi acara santunan untuk anak yatim, membagikan sembako untuk warga dan memanjatkan doa dan tahlilan untuk para pejuang Pemilu yang meninggal saat bertugas.

Selain sebagai wujud penyampaian rasa duka cita, acara ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh pihak yang telah serta berhasil mewujudkan Pemilu Indonesia yang jujur dan adil ini dengan lancar.

Hadir di antara para undangan Ibu Sukaesih, istri dari Rudi Mulia Prabowo, yang meninggal dunia dalam masa tugasnya sebagai ketua KPPS TPS 08, Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, April lalu.

“Dua hari sebelum Pemilu, suami saya sudah sibuk mempersiapkan kebutuhan Pemilu. Lalu dihari tanggal 17 April, beliau sudah berada di TPS pukul 06.00 pagi. Hari itu proses penghitungan suara berlangsung sampai pagi lagi di keesokan harinya, tanggal 18, jadi memang sangat lelah,” ujar Sukaesih mengenang.

Lebih lanjut ia mengungkapkan rasa prihatinnya dengan perkembangan isu yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu “Saya sangat sedih, dengan pihak-pihak yang menyebutkan KPPS curang. Bahkan suami saya mau diotopsi. Padahal suami saya bekerja sepenuh hati dan bertanggung jawab, bahkan saat pergi ke toilet pun tetap memantau kotak suara dengan video call, sedemikian bertanggung jawabnya dia agar tidak terjadi kecurangan, lalu sekarang diributkan. Saya keberatan, dan saya sudah menyampaikan kepada Pak Jokowi bahwa saya tidak bersedia suami saya diotopsi,” ajarnya.

Sebelum shalat tarawih bersama, kepada ibu Sukaesih, Pertiwi juga menyampaikan apresiasi atas jasa sang suami dalam mengawal demokrasi di pilpres 2019 ini. Pemilihan Umum tanggal 17 April lalu, selain karena peran para petugas KPPS juga karena partisipasi aktif seluruh bangsa Indonesia yang cinta demokrasi.

“Kelancaran jalannya Pemilu Presiden dan Legislatif lalu merupakan hasil kerjasama seluruh elemen masyarakat yang menginginkan demokrasi dapat ditegakkan di Indonesia,” tegas Putri. (Ryman)