Pimpin DPP REI, Paulus Totok Lusida Janji Tekan Backlog Perumahan

oleh -
Paulus Totok Lusida terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (DPP REI) periode 2019-2022. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Paulus Totok Lusida terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (DPP REI) periode 2019-2022. Pengembang asal Jawa Timur itu menyisihkan Joko Suranto asal Jawa Barat yang juga ikut bersaing dalam pemilihan.

Totok terpilih sebagai Ketua Umum DPP REI menggantikan Solaeman Soemawinata. Pada kepengurusan sebelumnya, Totok menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP REI.

Totok mengatakan, dia berjanji untuk secepatnya menyusun kepengurusan baru DPP REI, sehingga program-program baru bisa segera dijalankan.

“Yang mendesak, tentunya adalah menyediakan program MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), karena dana yang tersedia untuk 2020 tersisa sekitar Rp 9 triliun. Itu kan hanya cukup untuk membiayai sekitar 90 ribu unit rumah MBR,” ucap Toto seusia acara pemilihan Ketua Umum DPP REI di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta, Kamis (29/11) seperti dikutip Jawapos.com.

Ia mengakui backlog perumahan tetap menjadi fokus REI yang terus diupayakan untuk bisa ditekan. Menurutnya, untuk menekan backlog, dirinya mengusulkan pemangkasan regulasi yang menghambat. “Intinya, peraturan yang menghambat akan kita diskusikan, mana-mana regulasi yang menghambat sehingga bisa diperbaki sehingga program penyediaan rumah bisa semakin mudah diwujudkan,” ujarnya.

Pemilik perusahaan pengembang PT Mitra Gemilang Makmur ini juga akan mengusulkan optimalisasi pemberian bunga subsidi bagi pembeli rumah lewat KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Menurutnya, selama ini rumah KPR, subsidinya diberikan dalam jangka waktu 20 tahun. “Padahal, 85 persen pembeli rumah subsidi mampu melunasi pinjaman dalam jangka 10 tahun,” katanya.

Terkait hal itu, Totok akan mengusulkan pemberikan subsidi KPR untuk pembelian rumah bisa diperpendek menjadi tujuh tahun. “Dengan begitu, akan semakin banyak rumah yang bisa dibiayai lewat subsidi bunga KPR sehingga bisa semakin mengurangi backlog perumahan,” pungkasnya. (Ryman)