Reuni PPSA XXI Lemhannas, Kapolri: Terus Bersinergi dalam Tantangan dan Tugas

oleh -
KAPOLRI - Jend. Pol. Listyo Sigit Prabowo yang alumnus Lemhannas PPSA XXI / Tahun 2017 memberikan sambutan dalam acara reuni IKAL PPSA XXI, di R. Dwi Warna, Lemhannas RI, Sabtu malam (19/03/2022). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendorong rekan-rekan seangkatannya, Alumnus Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXI Lemhannas RI Angkatan Tahun 2017, melalui bidang masing-masing terus bersinergi untuk mengawal penanganan dan pengendalian Covid-19 demi mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% di tahun 2022.

Ajakan itu diungkapkannya dalam reuni PPSA XXI “Back To Campuss – Kapan Lagi ?” pada akhir pekan di Gedung Dwi Warna  Lemhannas RI pada Sabtu (19/03/2022).

“Tanpa terasa sudah 5 tahun kita meninggalkan tempat ini untuk berkarya. Kita harus mengambil peran dengan menunjukkan kepemimpinan yang kuat untuk bersama sama mengendalikan Covid-19 dengan memegang teguh asas keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi. Satu hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana mendukung pemerintah untuk menjaga antara gas dan rem demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun ini,” ujar Kapolri.

Menurut Listyo Sigit, kampus Lemhannas RI merupakan salah satu tempat berharga yang memberikan kesan sangat mendalam bagi alumnus PPSA XXI karena di sinilah mereka mendapat kehormatan untuk mendapatkan pendidikan PPSA XXI.

“Meskipun berasal dari latar belakang profesi yang berbeda beda, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Polri, Kementerian, LPMK, LSM, DPR RI, hingga pengusaha namun sekarang kami PPSA XXI angkatan 2017 senantiasa bersinergi dan memiliki semangat kebersamaan.  Kita terus bersinergi dalam menghadapi bersama tantangan dan tugas,” katanya.

Lebih jauh, Kapolri mengatakan selama kurang lebih 2 tahun terakhir ini Indonesia masih dihadapkan dengan pandemi Covid -19 yang berdampak pada seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat bahkan berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang sempat mengalami fluktuasi dan kontraksi.

Untuk itu, dia mengajak seluruh alumni PPSA XXI mengambil peran masing-masing di seluruh sektor dengan menunjukkan kepemimpinan yang kuat untuk bersama sama mengendalikan laju Covid -19 dengan memegang teguh asas keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.

Kapolri pun menyatakan kebanggaannya karena  Indonesia peringkat pertama se-Asia dalam pemulihan Covid-19. Tentunya, demikian dijelaskan Sigit, berbagai pencapaian tersebut tidak terlepas dari kontribusi seluruh rekan-rekan yang saat ini menduduki jabatan jabatan di berbagai bidang profesi seperti TNI Polri, Kementerian, lembaga bidang pendidikan, bidang usaha birokrat, dan juga berbagai profesi lain.

Hal itu merupakan bukti bahwa Lemhannas RI berhasil mencetak kader-kader bangsa yang kompetensi, integral, holistik, integrasi dan profesional, memiliki kekuatan moral dan etika bangsa dan negara berwawasan nusantara serta berpandangan universal. Kunci dari keberhasilan menangani berbagai persoalan adalah sinergi, yang hendaknya diteruskan dan ditingkatkan dalam PPSA XXI.

 

DISKUSI KEBANGSAAN dengan thema ”Harapan Kepadal IKAL PPSA XXI” menghadirkan narasumber internal (dr ki-ka): Inspektur Utama Setjen DPR RI Setyanta Nugraha, Komisaris PT PLN Komjen Pol (Purn) Heru Winarko, Ketua Umum KADIN Babel Thomas Jusman dan moderator Brigjen TNI (Purn) Hasanuddin di Lemhannas RI, Sabtu (19/03/2022). (Foto: Ist)

Orkestrator

Harapan yang sama juga muncul dari panel diskusi kebangsaan sesi kedua “Harapan Terhadap IKAL PPSA XXI” yang menghadirkan narasumber internal. Mereka adalah Taprof Lemhannas dan Komisaris PT PLN Komjen Pol (Purn) Heru Winarko, Pengusaha dan Ketua umum KADIN Babel Thomas Jusman, Ketua Komnas Perempuan Andi Yentriany, Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, Inspektur Utama Setjen DPR Setyanta Nugraha dan hadir sebagai moderator Brigjen TNI (Mar) Hasanuddin.

Kelima pembicara secara tegas meminta rekan-rekan PPSA XXI untuk melaksanakan sinergi dan bekerjasama secara intens untuk mengatasi berbagai hambatan pembangunan.

“Hendaknya PPSA XXI menjadi orkestrator bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia dengan mengingat banyak posisi strategis oleh para alumnusnya. Pasca Covid-19, pembangunan ekonomi membutuhkan sinergi dan kerja sama tanpa batas dari berbagai pihak. Dengan memiliki para alumninya yang  pada saat ini menjadi national strategic leaders di berbagai tempat, PPSA XXI dapat berperan kuat,” ujar Thomas Jusman.

Ketua Umum Kadin Babel ini menggambarkan bahwa peserta PPSA XXI berasal dari berbagai sampan dan pada saat ini telah berada pada satu kapal raksasa. Yang perlu diprioritaskan adalah arahnya harus jelas.

Harapan yang senada juga diungkapkan Ketua Komnas Perempuan Andi Yentriany. Andi menegaskan bahwa para alumnus PPSA XXI merupakan cermin idealisasi kepemimpinan dan kebhinnekaan Indonesia.

Ia berharap bahwa para alumni PPSA XXI dapat menguatkan kerjasama mengupayakan Indonesia yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi dengan latar belakang apapun. Bagi para alumni yang telah purna diharapkan terus berkarya karena pengabdian tidak mengenal batas waktu.

Sementara itu, Heru Winarko menegaskan hendaknya PPSA XXI mempersiapkan bangsa untuk dapat menghadapi perubahan radikal yang antara lain dipicu oleh kebijakan pemerintah untuk tidak lagi menggunakan energi fosil di tahun 2030.

Bangsa Indonesia, katanya, secara bertahap akan bertransisi ke energi terbarukan. Budaya dan peradaban bangsa yang antara lain dipengaruhi oleh faktor energi akan ditunjukan melalui keberhasilan masyarakat melewati masa transisi ini.

Untuk menjawab tantangan di depan, Setyanta Nugraha menegaskan bahwa anggaran yang dirancang dan digunakan dalam pembangunan harus berujung pada kesejahteraan rakyat. Indikatornya menjadi jelas. Oleh karena itu, inspektorat menjadi navigator tata kelola organisasi mencapai tujuannya dengan benar.

Terkait dengan kemungkinan penyimpangan, Lily Pintauli Siregar menegaskan bahwa dampak korupsi begitu luas salah satunya merusak pasar, persaingan harga yang tidak sehat, meruntuhkan hukum, menurunkan kulaitas hidup hinggi kualitas demokrasi menjadi turun. ***