Ribuan Umat dan Tokoh Hadiri Tahbisan Uskup Maumere

oleh -
Mgr. Ewaldus Martinus Sedu. (Foto: Ist)

JENDELANASIONAL.COM – Ribuan umat Katolik hadiri misa penthabisan Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, di Gelora Samador Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Rabu (26/9/2018) mulai pukul 15.00 Wita.

Selain para Uskup se-Indonesia, hadir pula para tokoh nasional. Mereka di antaranya Dirjen Bimas Katolik Kementrian RI Eusabius Binsasi, dan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat.

Hadir pula Staf Khusus Presiden Bidang keamanan dan intelijen Komjen Pol (Purn) Gories Mere, anggota DPR RI Fraksi PDI – Perjuangan Andreas Pariera dan Ketua DPRD provinsi NTT Anwar Pua Geno.

Mgr. Ewaldus ditunjuk menjadi Uskup Keuskupan Maumere pada 14 Juli 2018. Ia ditunjuk untuk menggantikan Uskup Keuskupan Maumere sebelumnya, Mgr Gerulfus Kherubim Pareira SVD, yang sudah memasuku usia pensiun.

Seperti dilaporkan pos-kupang.com, puluhan ribu umat Katolik Keuskupan Maumere di Pulau Flores, menjadi saksi bagi Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, ditahbiskan menjadi Uskup.

Mgr. Ewal, mengaku tak terlintas dalam benaknya suatu ketika ia akan ditahbiskan menjadi uskup. Tak ada yang berubah sama sekali dalam pribadi yang sangat bersahaja.

“Cita-cita saya hanya menjadi imam yang baik di paroki. Bisa melayani umat dengan baik dan menjalankan tugas yang diberikan pemimpin gereja, bapa uskup. Tidak ada cita-cita menjadi uskup,” ujar Mgr. Ewal.

Menurut Mgr. Ewal, menjadi uskup adalah urusan bapa uskup Mgr. Gerulfus Kherubim Parera. Tuhan yang menentukannya melalui bapak uskup.

“Untuk prosesnya saja, saya tidak tahu sama sekali. Saya tahunya dipanggil Dubes Tahta Suci Vatikan untuk RI ke Jakarta,” ujarnya lagi.

“Tiga nama yang diusulkan oleh Mgr. Kherubim, saya tidak tahu sama sekali. Semuanya sangat rahasia. Tertutup. Kemudian ada orang yang akan ditanyai orang pihak Vatikan, juga saya tidak tahu sama sekali.” katanya lagi.

Pernah menjadi Preases Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret hingga ke posisi terakhir Vikjen Keuskupan Maumere selama tiga tahun, Mgr.Ewal juga mengaku tak terbesit dalam benaknya suatu ketika akan dipilih menjadi uskup.

“Ada orang yang mengatakan, ini sudah jadi praeses kemudian jadi Vikjen lagi, sama sekali tidak terlintas dalam benak saya. Ada orang berpikir beberapa praeses dari Ritapiret jadi uskup. Tugas kami mengajar para frater menjadi imam yang baik. Kami juga tahu bagaimana menjadi uskup,” ujar Mgr. Ewal.

Mgr Ewal mengaku memiliki kehendak yang kuat semenjak menjadi imam yakni kehidupan sehari umat yang menjunjung nilai solidaritas, saling menolong dan membantu. Umat sebagai satu kekuatan yang saling membantu dan membagi satu sama lain. (Ryman)