Rizal Ramli Terenyuh Tiap Kali Ziarah ke Makam Bung Karno

oleh -
Mantan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli mengunjungi PT Tjipinang Food Station untuk melihat ketahanan pangan Jakarta, di Jalan Pisangan, Jakarta Timur, Senin (15/1) ( Foto: Beritasatu.com / Lenny Tristia Tambun )

BLITAR – Tokoh nasional Rizal Ramli mengingatkan para politisi dan pemimpin untuk tidak lagi menjadikan ajaran Trisakti Bung Karno hanya sebagai “kembang kata”. Bila diimplementasikan secara benar, maka ajaran pendiri bangsa itu membuat Indonesia akan menjadi bangsa besar dan disegani negara lain.

“Sedikit sekali cita-cita kemerdekaan yang dicapai. Ini karena pikiran dan ajaran Bung Karno tentang Trisakti, marhaenisme, dan keberpihakan kepada rakyat sering hanya menjadi kembang kata. Isinya jarang dilaksanakan,” ujar Menko Ekuin era Presiden KH Abdurrahman Wahid dan Menko Maritim era Presiden Joko Widodo itu seusai berziarah di makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (16/3).

Rizal Ramli menyebut bahwa hingga kini masih ada sekitar 40% warga Indonesia yang belum menikmati arti kemerdekaan, yang salah satunya mencari makan masih susah. “Setiap kali saya datang ke makam saya terbebankan, terenyuh. Walaupun Indonesia sudah merdeka 72 tahun, sedikit sekali cita-cita kemerdekaan yang dicapai, bahkan dilupakan,” kata Rizal Ramli seperti dikutip Beritasatu.com.

Padahal, menurut Rizal, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara maju, mengingat sumber daya alamnya melimpah. “Negara kita kaya sekali, paling kaya se-Asia Tenggara. Tetapi masih ada 40% rakyatnya yang di bawah, belum bisa menikmati arti kemerdekaan, makan susah. Kami ingin menjelang 73 tahun kemerdekaan harus all out dengan segala itikad perjuangkan agar cita-cita terkabul,” tukas Rizal.

Rizal juga merasa prihatin dengan beragam perbedaan yang ternyata sengaja dijadikan masalah bagi kelompok lain. Padahal, kata Rizal, saat melawan penjajah, tidak ada perbedaan. Bahkan, perbedaan baik suku, agama, ras, budaya, menjadikan ikatan semakin kuat.

“Hari ini ada kegelisahan rasa tidak damai jika berbeda suku, etnis, agama menjadi masalah. Kami ingin agar kembali ke awal kemerdekaan, cita-cita Bung Karno bahwa bangsa yang loyal, perbedaan itu bukan masalah justru kekuatan,” imbuh Rizal.

Ketika disinggung terkait keseriusannya maju di Pemilu Presiden 2019, dia mengungkapkan bahwa keputusannya itu untuk mengimplementasikan ajaran Bung Karno yang menurutnya belum terealisasi. Sebab, ia merasa terinspirasi dengan beragam pemikiran Bung Karno yang tetap dipegangnya hingga saat ini. Ia yakin rakyat Indonesia ingin perubahan, ingin tokoh yang mempunyai visi, misi, amanah, dan bukan hanya yang bisa mengeluarkan kembang kata.

“Kalau mau mengubah Indonesia, tidak cukup menjadi wakil presiden. Harus memimpin bangsa ini ke arah lebih baik,” pungkasnya.