Romo Haruna: Paroki Harus Miliki Program Agar Bisa Hidup

oleh -
Suasana Sinode Keuskupan Bagor, di Caringin Bogor. (Foto; ist)

Caringin, JENDELANASIONAL.ID – Dalam sesi ke-7 Sinode II Keuskupan Bogor, para peserta sinode yang masih antusias ini diajak melihat gerak Keuskupan Bogor di tahun-tahun yang dilalui.

Karena itu, Romo Haruna mengatakan optimismenya bahwa program-program yang akan dirumuskan dalam sinode ini akan mampu dijalankan.

“Keuskupan ini berjalan dengan penuh kesabaran. Semua saling menunggu,” jelas Anton Sulis mencermati tatakelola Keuskupan Bogor seperti dilansir Keuskupanbogor.org.

Seperti diungkapkan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur dalam sesi siang hari bahwa Sinode II Keuskupan Bogor mencoba untuk menghidupkan gairah baru dalam Roh Allah. Karena itu, Mgr Paskalis mengajak gereja menyamakan langkah umat dan imam dalam reksa pastoral gereja ke depannya.

“Paroki itu harus punya program agar bisa hidup, jangan sampai DPP di Paroki tidak menghasilkan apa-apa,” ajak Romo Haruna.

Romo Haruna mengajak agar umat tidak takut untuk memiliki mimpi dan mewujudkannya. Inilah kunci perkembangan gereja.

“Aset-aset gereja perlu dikelola dengan baik oleh dewan gereja dalam sinergitas dan komunikasi dengan keuskupan,” tambah imam yang sebelumnya menjadi pastor Paroki St. Matias Cinere ini.

Sesi ke-7 ini memberikan gambaran bagi para peserta sinode untuk bersama-sama bersinergi dalam reksa pastoral gereja. Kurangnya pemahaman serta kurangnya kepemimpinan memang diakui menjadi persoalan dalam reksa pastoral saat ini.

Program yang terukur dan terstuktur akan memudahkan gerak bersama langkah gereja mewujudkan tujuan yang dirumuskan dalam kebijakan nanti sembari melihat kondisi, potensi dan karakter masing-masing paroki.

Beni, salah satu peserta sinode bertanya perihal cara menyamakan program, kebijakan, dan sistem dari keuskupan hingga sampai ke akar rumput. Terkait hal ini, Romo Haruna pun menyoroti agar para pengurus gereja hadir dalam rapat-rapat koordinasi yang dilakukan di gereja saat ada sosialisasi.

“Mari kita siapkan energi positif, optimisme dan semangat membangun gereja. Mari kita taat pada romo paroki bukan pada romo-romo tamu yang tidak jelas,” tutup Romo Vikjen ini. (Ryman)