Saat Presiden Jajan Pempek Hingga Cilok Goreng Hasil Binaan PNM Mekaar

oleh -
Pada acara yang dihelat di Lapangan Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 10 Januari 2019 ini, Presiden menyempatkan jajan beberapa produk usaha super mikro binaan PNM yang dipamerkan. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.COM — Ada hal menarik saat Presiden Joko Widodo meninjau program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dilakukan oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada acara yang dihelat di Lapangan Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 10 Januari 2019 ini, Presiden menyempatkan jajan beberapa produk usaha super mikro binaan PNM yang dipamerkan.

Selepas berdialog dengan para nasabah penerima bantuan permodalan, Presiden Jokowi meninjau stan-stan UMKM yang berada di sebelah kanan tenda acara. Beberapa produk yang dijajakan antara lain, keripik singkong, keripik pisang, pempek-pempek Palembang, bakso, hingga cilok.

Di setiap stan, Presiden berbincang dengan para penjual. Presiden bertanya mengenai manfaat yang dirasakan para penjual, produk yang dijual, hingga kendala-kendala yang dialami.

Tak hanya itu, Presiden juga membeli beberapa produk jajanan tersebut. Kepala Negara tampak membeli lima bungkus pempek-pempek Palembang, dua bungkus keripik bawang, tiga bungkus keripik singkong, dua bungkus rempeyek kacang, hingga sepuluh tusuk cilok goreng.

“Buat dimakan. Keluarga kita kan sendiri besar sekali. Kalau saya kan hanya berdua tapi Paspampresnya kan di rumah ada puluhan orang. Semuanya suka,” kata Presiden kepada para jurnalis yang bertanya.

Sebagai seseorang yang memiliki pengalaman sebagai pengusaha, Presiden membagi pesan kepada para penjual yang semuanya merupakan ibu-ibu ini. “Ya disiplin. Disiplin waktu, disiplin mengangsur, disiplin kualitas. Kecil-kecil begini memang harus mengikuti tren pasar,” ucap Presiden.

Kepala Negara berharap para nasabah ini nantinya bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Selain itu, ia juga berharap agar para penjual ini memiliki kekuatan mental dalam menjalankan usahanya, terutama dalam menghadapi pasang surut dalam berdagang.

“Dulu yang jualan di rumah, kalau agak gede bisa memiliki warung, bisa memiliki toko. Mesti ke situ tahapan-tahapannya. Lebih gede, lebih gede, lebih gede. Naik turun dalam usaha itu biasa. Bangkrut dalam usaha juga biasa,” tandasnya.

Saat peninjauan, Presiden tampak didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Ryman)