Sebut Romo Benny sebagai “RomPol”, Rizal Ramli Ibarat Jubir Anies Baswedan

oleh -
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Rohaniwan Katolik yang juga aktivis sosial budaya Romo Benny Susatyo berkomentar soal penangan banjir di Ibu Kota Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan. Melalui kanal YouTube Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Romo Benny menyarankan agar Gubernur DKI Anies Baswedan belajar permasalahan penanganan banjir ke mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Pandangan Benny Susatyo ini mendapat respon sinis dari ekonom senior Rizal Ramli. Dia mengatakan bahwa pernyataan Romo Benny Susatyo yang menyebutkan Anies Baswedan bisa belajar dari Ahok dalam penanganan banjir menunjukkan bahwa dirinya benar-benar seorang Romo, namun bukan bermakna Romo yang sebenarnya. Yang dia maksud adalah Romo Politik yang diberi singkatan RomPol.

“Pernyataan Rizal Ramli yang disampaikan melalui akun twitter @RamliRizal bahwa ‘benar2 RomPol = Romo Politik-nyaris tidak bisa berpikir obyektif, pada Selasa 23 Februari 2021, itu sungguh di luar nalar dan akal sehat, karena Rizal Ramli seharusnya tetap menjaga ketokohannya dengan ikut memberikan pandangan yang bersifat mencari solusi dan menyampaikan secara santun kepada Gubernur Anies Baswedan,” ujar Koordinator TPID dan Ketua Presidium Kongres Rakyat Flores, Petrus Selestinus melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (24/2).

Namun yang terjadi, kata Petrus, Rizal Ramli justru menempatkan posisinya sebagai juru bicara sekaligus pembela Anies Baswedan dengan pandangan yang mengkritik balik Romo Benny secara subyektif dan sempit seakan-akan Romo Benny Susatyo tidak punya hak bicara soal politik pemerintahan dan pembangunan di DKI bahkan menjilat kekuasaan.

“Ini memberi kesan dan pesan bahwa sesungguhnya bahwa Rizal Ramli bukan saja alergi terhadap Ahok dan pernyataan Romo Benny Susatyo, akan tetapi juga Rizal Ramli telah menjilat bahkan menghamba kepada kekuasaan,” ujar Petrus.

Dia mengatakan, jika saja Rizal Ramli tidak suka dengan pandangan Romo Benny Susatyo dan/atau tidak suka dengan sosok Ahok, maka Rizal Ramli tidak boleh membuat pernyataan yang sesat dan memfitnah. Seolah-olah seorang Romo Benny Susatyo, tidak boleh menyampaikan kritik dan saran sebagai pandangan moral politik dari seorang budayawan dengan segala kapasitasnya yang ada, sebagai bagian dari warga DKI menyampaikan saran pembangunan untuk Pemda DKI Jakarta.

Padahal, sebagai Gubernur DKI Jakarta, tugas kita semua, termasuk Romo Benny, Rizal Ramli dll., yaitu memberi masukan kepada Anies Baswedan.

Petrus mengatakan, suka tidak suka pandangan dan kritik dari masyarakat apapun profesinya, hal itu sudah menjadi kewajiban konstitusional setiap warga negara dan terutama warga DKI Jakarta sebagai wujud peran serta masyarakat dalam pemerintahan yang diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan.

“Dengan demikian kita patut sesalkan pernyataan Rizal Ramli yang secara langsung tidak langsung menunjukan posisi partisannya dan sebagai Jubir dan/atau Pembela Anies Baswedan, lantas hilang nalar, hilang kecerdasan dan hilang obyektifitasnya dalam menyampaikan pandangan dan sikapnya,” ujarnya.

Buktinya, dalam soal banjir yang melanda Jakarta, Rizal Ramli bukannya memberi sumbangan kritik dan saran, tetapi justru hendak membunuh kritik dan saran dari sesama tokoh.

“Ini tentu sebuah tontonan yang tidak olek dari seorang Rizal Ramli, karena pandangannya tidak untuk sebuah sumbangan pemikiran yang konstruktif buat Gubernur DKI Anies Baswedan, tetapi membunuh peran partisipasi masyarakat dalam pemerintahan,” pungkasnya. (Ryman)