Serahkan Tali Cinta dan Kepedulian, Alumnus Lemhannas PPSA XXI Silaturahmi Ke Pesantren Darul Quran

oleh -
Alumnus Lemhannas PPSA XXI DR Caturida Meiwanto Doktoralina (baju coklat) menerima cindera mata dari Pengurus Dayah Darul Quran, Banda Aceh, Kamis (11/03/2021). (Foto: ist)

Banda Aceh, JENDELANASIONAL.ID — Ikatan Keluarga Alumnus Lemhannas (IKAL) PPSA XXI mengadakan kunjungan silaturahmi ke Dayah (Pesantren) Darul Quran, Aceh Naggroe Darussalam. Kunjungan tersebut disebut sebagai silaturahmi membangun bangsa yang akan memerkuat ikatan tali NKRI. Dalam kesempatan itu juga diserahkan tali cinta kasih dan kepedulian.

Demikian dijelaskan oleh salah satu anggota IKAL PPSA XXI DR. Caturida Meiwanto Doktoralina yang dosen Universitas Mercu Buana (UMB), Banda Aceh, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (11/03/2021).

Kedatangan rombongan IKAL PPSA XXI dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Achmad Marzuki, didampingi Komandan Kodim 0101/BS Kol Inf Abdul Razak Rangkuti S.Sos MSi serta jajarannya. Mereka disambut langsung Direktur DQA, Ustaz Hajarul Akbar Al Hafiz MA dan Pengurus Yayasan Waqaf Haroen Aly, di antaranya Muhibbudin, SH, MH, Tgk. H. Irawan Abdullah, Abdul Khalid, SH serta beberapa pengurus inti lainnya.

Dayah Darul Quran Aceh beradah dibawah badan hukum Yayasan Wakaf Haroen Aly yang bergerak dalam bidang Pendidikan, dakwah dan sosial. Yayasan Wakaf Haroen Aly telah terdaftar di Badan Wakaf Indonesia No. BWI. 3.3.00254 sebagai badan wakaf satu-satunya di Aceh penerima wakaf tunai. Yayasan Wakaf Haroen Aly ini didirikan oleh Muhibbudin, Irawan Abdullah, Subhan M. Isa, Muhammad Yasir Yusuf dan Abdul Khalid yang merupakan nazir wakaf dari asset wakaf pertama sekali yang diberikan oleh Zoelfikri Haroen pada tahun 2001.

Para santri Pesantren Darul Quran saat mendengarkan ceramah dari perwakilan IKAL PPSA XXI, Banda Aceh, Kami(11/03/2021). (Foto: Ist)

Ketua Yayasan Wakaf Haroen Aly (YWHA) Dr. Muhammad Yasir Yusuf, M.A selaku ketua Nazir menjelaskan bahwa  pengembangan Pesantren Darul Quran Aceh didasarkan pada pengelolaan wakaf secara produktif bagi kemashalahatan umat khususnya bagi pengembangan pendidikan di Aceh.

Lebih lanjut, Ketua YWHA yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry ini, mengajak segenap masyarakat Aceh untuk mempercayakan YWHA sebagai Nazhir wakaf untuk pengembangan lembaga pendidikan Pesantren Darul Qur’an Aceh (DQA) yang saat ini sedang melakukan perluasan pembangunan asrama, wakaf sumur, dan pengembangan masjid. YWHA saat ini  juga telah menjadi nazhir wakaf tunai. Pesantren ini berkomitmen untuk menjadikan lembaga wakaf YWHA ini bisa memberikan manfaat wakaf bagi kemaslahatan ummat dengan model pengelolaan wakaf secara modern. Jadi YWHA hari ini adalah Yayasan milik umat Islam. Siapapun bisa berkontribusi Bersama guna membangun masyarakat Indonesia yang berwawasan global, cinta negara dan mempunya nilai- religiusitas yang mapan.

Dalam penjelasannya Caturida mengatakan IKAL PPSA XXI pada saat ini memerhatikan secara serius penguatan kembali ikatan NKRI.

“Pada Januari 2021 kami memulai mensosialisasikan buku MASYARAKAT PANCASILA yang ditulis oleh sesepuh TNI alm. Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo. Editor buku tersebut AM Putut Prabantoro yang Alumnus Lemhannas POSA XXI. Kami memulainya dari Titik Nol Kilometer Indonesia dengan menyerahkan buku tersebut kepada Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Achmad Marzuki,” ujar Caturida.

Menurut Caturida, dengan melihat tantangan bangsa dan negara, diperlukan cara pandang baru santri, bahwa seorang santri di pesantren bukan hanya bermimpi untuk menjadi ustadz saja, akan tetapi seorang santri pesantren harus mempunyai visi membangun negara dan bangsa dalam segala dimensi kehidupannya. Dalam konteks ini santri juga dapat menjadi penyelenggara negara seperti

Aparat penegak hukum, anggota TNI, dan tempat strategis lainnya. Dengan kunjungan ini, diharapkan para santri termotivasi dan semangat belajar mereka juga akan bertambah untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di negeri kita ini.

Sementara itu, Dewan Pembina YWHA Muhibbudin SH MH juga memotivasi para santri agar selalu menjaga akhlak dalam bergaul dan senantiasa istiqamah dalam menggapai cita – cita. Jangan pernah merasa kecil, jangan pernah berputus asa, terus berjuang. Kita harus selalu optimis untuk menjadi generasi terbaik bagi bangsa Indonesia guna mewujudkan mimpi bangsa ini menjadi menjadi bangsa yang makmur. (Ryman)