SMRC: Ada 58 Persen Pemilih yang Kembali Memilih Partai Pilihannya

oleh -

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC sebanyak 31 persen pemilih partai pada Pemilu 2019 pindah memilih partai lain.

Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Kecenderungan Elektabilitas Partai” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Minggu, 30 Oktober 2022.

Video presentasi temuan suvei SMRC bisa disimak di sini: https://youtu.be/gywkByIU9rI

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam presentasinya, menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 58 persen pemilih yang menyatakan setia atau akan kembali memilih partai yang dipilihnya pada Pemilu 2019. Sementara yang belum menentukan pilihan sebanyak 11 persen.

Ada 21 persen pemilih PDIP yang menyatakan pindah ke partai lain. Sementara yang menyatakan setia sebanyak 66 persen dan yang belum menentukan pilihan 13 persen. Namun demikian, partai ini cukup banyak menarik pemilih dari partai lain, seperti Demokrat (12 persen), Golkar (10 persen), dan Nasdem (9 persen).

Pemilih Gerindra yang menyatakan akan kembali memilih partai ini sebanyak 49 persen, yang pindah ke partai lain 36 persen, dan yang belum menentukan pilihan 14 persen. Partai ini menyerap 6 persen pemilih yang pindah dari Partai Demokrat, 6 persen dari PPP, dan 5 persen dari PKS.

Terdapat 60 persen pemilih Golkar yang menyatakan setia. Yang pindah ke partai lain 36 persen dan belum menentukan pilihan 8 persen. Namun demikian, Golkar cukup banyak menarik pemilih PAN (17 persen) dan Nasdem (5 persen).

Pemilih PKB yang setia 74 persen, pindah ke partai lain 22 persen, belum menentukan pilihan 4 persen. Partai ini menarik pindahan suara dari PKS sebanyak 7 persen.

Pemilih NasDem yang menyatakan setia 45 persen, pindah ke partai lain 42 persen, belum menentukan pilihan 13 persen. Ada 6 persen suara dari Gerindra yang pindah ke Nasdem.

Pemilih PKS yang setia 60 persen, pindah ke partai lain 24 persen, belum menentukan pilihan 16 persen. Partai ini cukup efektif menarik suara PAN sebesar 19 persen dan Gerindra 10 persen.

Terdapat 79 persen pemilih PPP yang setia. Yang pindah ke partai lain 17 persen, belum menentukan pilihan 3 persen. Walaupun partai ini terlihat cukup solid, namun kurang mampu menampung pindahan dari partai lain.

Ada 42 persen pemilih PAN yang kembali memilih partai ini. Yang pindah ke partai lain 45 persen dan belum menentukan pilihan 13 persen. Pemilih Demokrat: yang setia 51 persen, pindah ke partai lain 35 persen, belum menentukan pilihan 14 persen.

Deni menjelaskan bahwa di antara 9 partai di parlemen, PAN merupakan partai yang pemilihnya paling banyak pindah ke partai lain, terutama ke PKS (19 persen) kemudian Golkar (17 persen). Dan pada saat yang sama, PAN belum terlihat menarik dukungan pemilih partai-partai lain secara signifikan.

“Ini membuat posisi PAN cukup rentan,” kata Deni.

Sebaliknya, pemilih NasDem juga banyak yang pindah ke partai lain terutama ke PDIP (9 persen), Demokrat (8 persen), dan partai-partai nonparlemen (9 persen). Tapi NasDem terlihat menarik dukungan dari partai lain, terutama dari Gerindra (6 persen) dan PAN (4 persen).

 

Dukungan pada Partai Umumnya Belum Pulih

Sementara itu, temuan lain dari survei ini menunjukkan dukungan pada partai-partai politik belum pulih. Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang surplus dibanding hasil pemilu 2019, dan hanya Gerindra yang stabil. Sedangkan partai lainnya mendapat dukungan masih di bawah hasil pemilu 2019.

Deni Irvani, menunjukkan dukungan pada PDIP mencapai 24 persen. Di posisi kedua, Partai Gerindra mendapat dukungan 13,4 persen. Sementara Golkar mendapatkan dukungan 8,5 persen; PKB 7,1 persen; PKS 6,9 persen; Demokrat 5,5 persen; Nasdem 5,4 persen; dan PPP 3,3 persen. Partai-partai lain di bawah 3 persen. Masih ada 19,3 persen yang belum menentukan pilihan.

Deni menjelaskan bahwa PDIP adalah satu-satunya partai yang mendapatkan dukungan lebih banyak dari perolehan suara pada Pemilu 2019. “Dibanding hasil pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19.3 persen menjadi 24 persen. Gerindra stabil dari 12,6 persen menjadi 13,4 persen,” kata Deni.

Sementara partai-partai lain cenderung menurun. Golkar menurun dari 12,3 persen menjadi 8,5 persen; PKB dari 9,7 persen menjadi 7,1 persen; PKS dari 8,2 persen menjadi 6,9 persen; Demokrat dari 7,8 persen menjadi 5,5 persen; Nasdem dari 9,1 persen menjadi 5,4 persen; PPP dari 4,5 persen menjadi 3,3 persen; PAN dari 6,8 persen menjadi 1,2 persen; dan partai lain dari 9,7 persen menjadi 5,4 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.  Response rate sebesar 1027 atau 84%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). ***