SMRC: Efek Deklarasi Capres Belum Terlihat Pada NasDem dan Gerindra  

oleh -
Para bakal calon presiden pada pemilu 2024. (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Efek deklarasi calon presiden terhadap dukungan publik pada partai politik belum terlihat.

Demikian temuan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Deklarasi Capres dan Elektabilitas Partai” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Rabu, 23 November 2022.

Video presentasi temuan suvei SMRC bisa disimak di sini: https://youtu.be/MaWsujxrRnc

Hasil survei yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menjelaskan Gerindra dan NasDem merupakan partai yang telah mendeklarasikan calon presiden untuk 2024. “Namun efek deklarasi capres tersebut sejauh ini tidak terlihat punya dampak yang signifikan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (23/11).

Deni menunjukkan bahwa NasDem memeroleh dukungan 4,8 persen. Angka ini menurun cukup tajam dibanding dengan hasil Pemilu 2019, yakni 9,1 persen.

Hal yang sama terjadi pada Gerindra yang melemah dari 12,6 persen pada Pemilu 2019 menjadi 9 persen pada November 2022.

Deni menjelaskan bahwa efek deklarasi capres terhadap partai sejauh ini tidak terlihat punya dampak yang signifikan.

“Belum ada indikasi suara Gerindra dan NasDem menjadi lebih kuat dibanding hasil Pemilu 2019,” simpulnya.

 

PDIP Menguat, Demokrat Stagnan, Partai Lain Melemah

Hasil survei juga menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengalami penguatan, Partai Demokrat relatif stagnan, dan partai-partai lain cenderung melemah.

Deni Irvani, mengatakan bahwa pada survei November 2022, suara PDIP berada di posisi teratas dengan 25,6 persen dukungan. Urutan kedua diperebutkan antara Golkar yang meraih 9,7 persen, Gerindra 9 persen, dan Demokrat 8,6 persen.

Sementara PKB mendapatkan dukungan 5,6 persen, Nasdem 4,8 persen, PKS 4,1 persen, PAN 3,2 persen, partai-partai lain di bawah 3 persen. Masih ada 21,3 persen publik yang belum menentukan pilihan.

Deni menjelaskan bahwa berdasarkan temuan ini, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mengalami penguatan dibanding hasil Pemilu 2019, bergerak dari 19,3 persen menjadi 25,6 persen.

Partai Demokrat tidak mengalami perubahan berarti, dari 7,8 persen menjadi 8,6 persen. Sementara Golkar cenderung menurun dari 12,3 persen menjadi 9,7 persen. Gerindra juga cenderung menurun dari 12,6 persen menjadi 9 persen. Partai-partai lain juga mengalami hal yang sama.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 November 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.  Response rate sebesar 1012 atau 83%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). ***