Sosok Wartawan Berani dan Berintegritas Itu Telah Tiada

oleh -
Aristides Katoppo meninggal pada Minggu siang, 29/9. (Foto: Antara)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Dunia jurnalistik berduka. Salah satu wartawan senior dan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aristides Katoppo, telah berpulang ke rumah Tuhan, pada Minggu siang.

Kabar berpulangnya mantan wartawan senior Sinar Harapan itu dikonfirmasi oleh cuitan yang dikeluarkan oleh AJI Jakarta (@AJI_JAKARTA) di Twitter. “Turut berduka cita atas meninggalnya Aristides Katoppo, jurnalis dan salah satu pendiri AJI. Semangatmu untuk berani memberitakan kebenaran akan selalu menjadi semangat AJI,” demikian isi twitter tersebut.

Aristides Katoppo menjadi wartawan pada 1957 dan merupakan salah satu tokoh media Sinar Harapan, yang sempat dilarang beredar pada 1986. Dia kemudian mendirikan Suara Pembaruan dan bersama dengan Presiden RI ketiga Abdurahman Wahid mendirikan Forum Demokrasi.

Redaktur Pelaksana Kantor Berita Antara Sapto Heru Purnomojoyo, mengatakan dia adalah wartawan lingkungan yang selalu tidak pernah kehabisan semangat membahas dan memperkenalkan isu lingkungan, mulai dari zaman dulu saat isu itu belum sehangat sekarang hingga saat ini ketika masalah lingkungan menjadi fokus.

Dia menyebutkan pernah tidak terencana menemani pria yang akrab disapa Tides itu berjalan kaki di tengah kebun sawit di Sumatera Utara selama sekitar satu setengah jam.

“Saat itu dipenuhi cerita Pak Tides tentang gajah liar, tentang isu lingkungan yang sebelumnya seperti masalah abstrak dan mesti pintar meramu agar pembaca mengerti, hingga meyakinkan kalangan pemerintahan bahwa isu lingkungan juga masalah yang penting,” ujar Sapto seperti dikutip Antara.

Kesan Aristides Katoppo sebagai visioner ditegaskan oleh mantan koleganya di Sinar Harapan, Kristanto Hartadi.

“Beliau juga seorang yang berani melawan arus bahkan bila perlu berjalan sendiri. Kita kehilangan salah satu tokoh yang pernah mewarnai dunia pers Indonesia dan sejarah Republik Indonesia,” ungkap mantan dewan redaksi Sinar Harapan itu, yang menjadi kolega Aristides Katoppo pada 2001 sampai 2010.

Berani dan Berintegritas

Sementara itu, politikus senior Panda Nababan mengemukakan mendiang Aristides Katoppo, adalah sosok yang berani dan berintegritas.

“Dia betul-betul wartawan profesional dan muridnya juga banyak. Wartawan tegas dan saya beruntung menjadi murid dia,” katanya saat ditemui di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu.

Apalagi, kata dia, masa-masa Orde Baru memang sedemikian represif terhadap wartawan dan surat kabar yang bisa sewaktu-waktu dibredel.

“Karena situasi represif. Tidak boleh memuat berita yang mengkritik keluarga Cendana, tidak boleh memuat berita yang mengkritik ABRI, tidak boleh mengkritik anak-anak Soeharto,” kata Panda yang juga wartawan senior.

Bahkan, surat kabar Sinar Harapan yang dipimpin Tides pernah dibredel Orde Baru pada 1980-an, namun kembali berdiri setelah Soeharto lengser.

Sebagai wartawan, Panda mengenang Tides sebagai pribadi yang tegas dan keras dan tidak ada istilahnya wartawan sampai tidak dapat berita.

“Waktu itu, banyak penugasan diberikan ke kita, hampir ga masuk di akal, tetapi bisa dikerjakan. Kalau sama wartawan itu tidak ada istilah berita tidak dapat,” katanya.

Panda sempat bertemu dengan Tides sekitar dua bulan lalu membincangkan banyak hal, seputar perkembangan politik dan soal pers.

“Dia wartawan yang integritasnya tinggi, kualitasnya diakui. Dia generasi setelah Mochtar Lubis, Rosihan Anwar,” katanya.

Aristides merupakan sosok kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara, 14 Maret 1938 yang dikenal berani pada era Orde Baru itu memiliki tiga anak dari perkawinan pertamanya.

Istri pertama dan dua anaknya sudah meninggal dunia. Tides kemudian menikah lagi dan memiliki dua anak tiri.

Aristides meninggal pada usia 81 tahun, Minggu, 29 September 2019, pukul 12.05 WIB di RS Abdi Waluyo. Jenazahnya saat ini disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto.

Rencananya, jenazah Tides dikremasi pada Selasa, 1 Oktober 2019, di Oasis Lestari, Tangerang, Banten. Selamat jalan Pak Tides.  (Ryman)