Sumur Bor Hadir di Karangasem dan Bangli, Ribuan Warga Tak Lagi Sulit Air

oleh -
Anak-anak di Karangasem Bali bermain di lokasi sumur bor. (Foto: Ist)

Bali, JENDELANASIONAL.COM — Warga Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali kini bisa tersenyum bahagia lantaran tidak lagi sulit mendapatkan air bersih sejak hadirnya sumur bor di desa mereka. Hari ini, Sabtu (2/2), Inspektur III Kementerian ESDM, Puspa Dewi, menyerahkan sumur bor yang dibangun di desa tersebut kepada Sekretaris Daerah Karangasem, I Gede Adnya Muliadi.

Pada kesempatan tersebut secara simbolis diserahkan pula 2 unit sumur bor di Desa Rendang (Kec. Rendang) dan Desa Amerta Bhuana (Kec. Selat) keduanya di wilayah Kabupaten Karangasem, juga 1 unit sumur bor lainnya yang dibangun di Kabupaten Bangli, tepatnya Desa Tiga (Kec. Susut). Dengan hadirnya 4 unit sumur bor ini, lebih dari 11 ribu warga di wilayah Bali terlayani air bersih.

“Mengingat sumur bor ini dibangun dengan anggaran yang cukup besar dan menggunakan APBN, kami harap agar sumur tersebut dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat,” pesan Puspa pada penyerahan sumur bor yang dilangsungkan di Desa Tanganan, Kabupaten Karangasem seperti dikutip Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agung Pribadi.

Dalam sambutannya, I Gede Adnya Muliadi menyampaikan bahwa beberapa wilayah Karangasem adalah wilayah yang sulit air. “Sekitar 92% alam Karangasem ini kering, berupa tegalan dan kekurangan air, terutama di wilayah Kubu, Abang, juga sebagian Karangasem wilayah Timur. Kami sangat terbantu dengan hadirnya sumur bor ini,” ungkap Muliadi.

Senada dengan Muliadi, Putu Yudiana, Kepala Desa Tenganan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan sumur bor yang dibangun Badan Geologi Kementerian ESDM dengan dana APBN 2018 ini. “Terima kasih sekali, selain memenuhi kebutuhan warga, sumur bor ini juga menjadi upaya mitigasi dari erupsi Gunung Agung mengingat sumber air lainnya terletak di kawasan rawan bencana,” ujarnya.

Putu mengungkapkan, saluran air Desa Tenganan yang dialirkan dari atas lereng bukit juga rawan longsor. “Kalau air tidak mengalir satu sampai tiga hari itu biasa di tempat kami, biasanya karena longsoran tebing menutup pipa yang mengalirkan air ke desa ini,” tutur Putu.

Penyerahan ini menandakan bahwa sumur bor yang telah dibangun pada tahun 2018, dapat secara penuh digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Penyerahan ini juga dimaksudkan sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, bekerjasama dengan pemerintah daerah memiliki program yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat, yaitu pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam.

Sumur-sumur bor tersebut memiliki spesifikasi teknis kedalaman 126 m, debit rata-rata 2 Liter/detik, dengan konstruksi pipa besi galvanis diamater 6 inchi, pasokan listrik dari genset dengan kapasitas 12,5 kVA, menggunakan pompa selam (submersible) 3 PK, dan dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa, dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter. Kapasitas layanan tiap sumur bor ini sampai dengan 2.800 jiwa.

Program penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah dalam di Kementerian ESDM sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an. Terhitung dari tahun 2005 s/d 2018 sebanyak 2.288 unit sumur bor sudah dibangun dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4 juta m3/tahun untuk melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa masyarakat daerah sulit air bersih yang tersebar di 33 provinsi dan 312 kabupaten. (Ryman)