Tabhisan Mgr Vitus Rubianto Solichin, SX: Tergerak oleh Belas Kasihan

oleh -
Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX Uskup Padang . (Foto: Hidupkatolik.com)

Padang, JENDELANASIONAL.ID – Penantian umat Keuskupan Padang akan kehadiran uskup baru terjawab melalui terpilihnya Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX sebagai uskup baru menggantikan Alm.Mgr. Martinus Dogma SItumorang, OFM.Cap. Uskup yang memilih motto tahbisan episcopal  “Missericordia Motus – Tergerak oleh Belas Kasihan – itu ditahbisan pada Kamis, 07 Oktober 2021, di Gereja Katedral Paroki St Theresia Padang.

Tampil sebagai penahbis utama yaitu Mgr. Piero Pioppo, Duta Besar Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia, kemudian Uskup Penahbis Pendamping Pertama yaitu Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM Cap, dan Uskup Penahbis Kedua yang juga Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM.

 

Tergerak oleh Kaum Miskin dan Terpinggirkan

Dalam khotbanya Mgr. Sunarko mengatakan para pemuka agama merupakan sarana keselamatan bagi umat menuju Tuhan. Hanya saja, seringkali para tokoh agama atau pemuka agama menampilkan wajah agama yang menakutkan dan mengancam kerukunan antar umat beragama.

“Seringkali para tokoh agama dan pemuka agama tampil dengan ujaran-ujaran kebencian. Mereka memprovokasi umat beriman hingga terjadinya kekerasan di tengah keberagaman,” ujar Mgr. Sunarko seperti dikutip Hidupkatolik.com.

Mengutip pernyataan Paus Fransiskus soal “keduniawian rohani”, Mgr. Sunarko menambahkan para pemuka agama yang demikian sering bersembunyi di balik penampilan kesalehan tetapi tidak mencari kemuliaan Allah, sebaliknya mereka mencari kesejahteraan pribadi. “Mereka seperti orang-orang Farisi yang memusatkan perhatian pada peraturan dan ritus-ritus yang rumit,” ujarnya.

Mgr. Sunarko menambahkan seringkali para pemuka agama dan tokoh-tokoh agama cenderung menjadi kelompok elit yang otoriter dan tidak menceritakan sukacita Injil kepada umat. Mereka cenderung menjadi hakim bagi orang lain. Mereka tidak membuka pintu rahmat tetapi terlalu menguras energi untuk mengawasi orang lain. Pemuka agama seperti ini sering membuat umat khawatir.

“Tapi saya yakin umat Padang saat ini tidak perlu khawatir dan gelisah karena gembala utama mereka Mgr. Rubianto akan menjadi saluran sukacita bagi umat Keuskupan Padang,” katanya.

Mgr. Sunarko berharap Mgr. Rubianto dalam pelayanannya tidak menetapkan syarat-syarat yang rumit apalagi menutup pintu rahmat bagi umat. “Mgr. Rubianto bisa menjadi pemuka agama yang berbelarasa dan tergerak hatinya oleh belaskasihan kepada mereka yang kecil dan terpinggirkan. Dengan begini harapan umat Padang untuk uskup mereka sebagai pembuka pintu rahmat terpenuhi,” katanya.

 

Pulang ke Rumah

Sementara itu, Mgr. Pioppo dalak kata sambutannya mengatakan dirinya merasa bersukacita dengan kehadiran Mgr. Vitus. Ia juga merasa terhormat karena bisa mengkonsekrasikan Mgr. Rubianto sebagai Uskup Padang.

Menurutnya Keuskupan Padang memiliki sejarah yang unik dan istimewa. Gereja lokal Padang telah bertumbuh dalam kualitas dan kuantitas yang berkomitmen untuk melayani umat.

“Ada misionaris yang bersemangat, para imam yang dinamis, kaum hidup bakti yang murah hati, serta umat awam yang berkomitmen. Inilah kualitas Gereja Keuskupan Padang,” ujarnya.

Ia juga menambahkan dengan pentahbisan ini, Mgr. Rubianto pulang ke rumahnya. Mgr. Rubianto bukan orang asing di Keuskupan Padang sebab sejak ditahbiskan diakon Mgr. Rubianto sudah ditugaskan di Keuskupan Padang.

“Saya percaya dengan pulang rumah, Mgr. Rubianto bisa menjadi bapak yang penuh kasih bagi umat Padang, pembimbing yang dapat dipercayai, guru yang berakar dalam pengetahuan dan Sabda Allah serta doktrin Gereja,” ujar Mgr. Pioppo.

 

Profil Singkat Uskup Padang

Mgr. Rubianto lahir di Semarang 15 November 1968. Ia masuk Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang,  Jawa Tengah, lalu melanjutkan jenjang pendidikan imamat dengan memilih sebagai seorang anggota Serikat Xaverian. Setelah itu, ia melanjutkan studi filsafat di Sekolah Tinggi Driyarkara Jakarta dan Teologi di Fakultas Kepausan Wedabhakti Yogyakarta. Ia mengucapkan Kaul Kekal sebagai anggota Xaverian pada 18 Maret 1996 dan ditahbiskan sebagai imam pada 7 Juli 1997. Setelah ditahbiskan, ia langsung dikirim melanjutkan studi Licensiat dalam bidang Kitab Suci di Institut Kepausan Biblicum Roma antara tahun 1997-2001.

Setelah kembali dari Roma, ia didaulat menjadi Dosen Kitab Suci di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta dan di Seminari Tinggi Bandung (2001-2007). Gelar Doktor Teologi Kitab Suci diambil di Universitas Kepausan Gregoriana Roma tahun 2007-2012.

Sejak 2013, menjadi Guru Besar dan dan Wakil Ketua Bidang Akademik di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara; menjadi anggota tim formator Xaverian Indonesia tahun 2015 dan Anggota Dewan Provinsi Xaverian Indonesia. Tahun 2018 pernah menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Ahli Kitab Suci Indonesia.

Misa pentahbisan Mgr. Rubianto sebagai Uskup Padang dihadiri para uskup dari berbagai keuskupan, para pastor, suster, dan kaum hidup bakti yang berkarya dan melayani di Keuskupan Padang, serta umat beriman lainnya. ***