Tanamkan Semangat Kebangsaan Sejak Dini Melalui Mural

oleh -
Siswa dari 59 SMP di kabupaten Kediri asyik menuangkan ide di dinding sepanjang 177 meter di kompleks Disdik Kabupaten Kediri Jl Airlangga, Paron pada Senin (10/10). (Foto: Ist)

Kediri, JENDELA NASIONAL.ID–Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri mengajak para pelajar untuk menggambar mural yang bertemakan Pelajar Pancasila. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan semangat kebangsaan dan patriotisme sejak dini di kalangan siswa.

Berdasarkan pantauan, Senin (11/10/2022) ratusan siswa dari 59 SMP di kabupaten Kediri asyik menuangkan ide di dinding sepanjang 177 meter di kompleks Disdik Kabupaten Kediri Jl Airlangga, Paron. Anak-anak dibebaskan berkreasi dan mengembangkan imajinasinya sendiri.

Para siswa memadukan berbagai jenis warna untuk mempercantik objek yang digambar. Sesekali mereka terlihat bercanda dengan teman-teman yang merupakan anggota kelompoknya.

Salah seorang peserta dari SMP 1 Kandat, Raditya Oktalyon mengaku sangat antusias walaupun baru pertama kali membuat mural. Radit mengaku tertantang untuk membuat gambar yang bagus dengan media dinding. Di saat yang sama, dia harus bisa memadukan gambar dengan dua temannya di satu tim.

“Biasanya menggambar di kertas, sekarang di dinding,” ujarnya.

Para siswa menerjemahkan tema Pelajar Pancasila dengan menggambar rantai sebagai lambang persatuan. Untuk mempermanis, ada pula gambar pakaian adat dan tempat ibadah dengan latarbelakang merah putih sebagai simbol kebangsaan dan keberagaman.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Mokhamad Muhsin yang ikut melihat hasil karya mural ratusan siswa SMP mengaku sangat takjub. Menurutnya lomba mural itu sejalan dengan kurikulum Merdeka Belajar. Menurutnya Dinas Pendidikan mewadahi imajinasi siswa mulai berkembang dengan menyiapkan media untuk berkreasi.

“Hobi dan kemampuan anak-anak ini harus disalurkan terutama yang punya minat di bidang seni. Tujuannya untuk menggali potensi anak-anak,” terang Muhsin.

Sementara itu, Wiwied Asri, salah satu juri menyebut pihaknya menilai mural siswa dari segi orisinalitas. “Mereka boleh ambil referensi di Google, tapi desainnya harus sendiri,” paparnya.

Dalam penilaian, juri akan melihat komposisi artistik dan sisi komunikatif. Artinya mural yang disampaikan itu bisa diterima audiens. Yang lebih penting menurut Wiwid adalah fokus interest-nya.

Mural, jelas Wiwid, adalah pesan yang disampaikan lewat gambar. Karenanya, selain keindahan gambar dia akan menilai apakah mural karya peserta ini memiliki pesan moral yang mudah ditangkap oleh penontonnya atau tidak. “Tetap harus punya pesan moralnya,” imbuhnya. (mwd)