Tiga Mantan Presiden Tegaskan Keragaman di Indonesia

oleh -
Megawati dan BJ Habibie berfoto bersama usai menyampaikan pidato

Jakarta – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengecam sikap beberapa kelompok yang bermaksud mengganti ideologi bangsa Indonesia Pancasila dengan ideologi lain.

“Kita mau bicara Pancasila, sekarang masih ada orang yang sepertinya tidak setuju Pancasila. Ya monggo, tapi nggak usah maki-maki orang. Datang saja. Mari kita debat. Kalau sudah subyektif, lalu pokoknya… pokoknya… pokoknya, ya sudah berhenti,” ujar Megawati

Anak dari Presiden pertama RI ini menyampaikan hal ini saat berpidato dalam dialog kebangsaan bertajuk, “Mengelola Keragaman, Meneguhkan Keindonesiaan,” di Auditorium Gedung LIPI Jakarta, Selasa (15/8)
Selain Megawati, dua mantan presiden RI lain juga hadir yaitu BJ Habibie dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Habibie dalam pidantonya menegaskan kembali ciri masyarakat Indonesia sebagai masyarakat pluralis berke-Tuhanan.

“Kita berpegang pada UUD 1945. Kita adalah suatu masyarakat yang pluralis, tapi memiliki bahasa satu, perilaku yang sama, dan agama kita mayoritas yakni percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Habibie.

Habibie juga mengingatkan, meski Islam adalah agama mayoritas namun Indonesia bukanlah negara agama melainkan negara kesatuan dengan Pancasila sebagai ideologinya.

“Walaupun mayarakat Islam terbesar, kita bukan negara Islam. Kita adalah negara yang percaya Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta. Ini adalah dasar kehidupan kita. Karena itu Pancasila bukan hasil dari satu generasi. Bung Karno sendiri mengatakan bahwa Pancasila itu dia gali dari tubuh bangsa Indonesia,” lanjut Habibie.

Sementara SBY yang menjadi pembicara ketiga tegas mendukung Presiden Jokowi dalam mengolah keragaman di Indonesia saat ini. Meski demikian, SBY mengingatkan Jokowi agar senantiasa melibatkan seluruh elemen bangsa dalam membangun Indonesia.

“Ajaklah kami semua, libatkan kami semua rakyat Indonesia. Karena tidak ada yang tidak mencintai rakyatnya, bangsanya dan negaranya. Ini bukan hanya tugas beliau tapi tugas kita semua,” lanjut SBY.
Acara yang digagas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini digelar dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 dan ulang tahun emas LIPI pada 23 Agustus 2017 mendatang.

Sumber: voaindonesia