Uskup Bogor: Umat Flobamora Harus Bangkitkan Memori Religus

oleh -
Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM sebagai konselebran utama saat memimpin misa umat Flobamora Bojonggede dan sekitarnya dalam Perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama, di Lahan Gereja St Faustina Bojonggede, Bogor, pada Minggu (12/1). (Foto: JN)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID- Umat Flobamora Bojonggede dan sekitarnya menggelar Perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama, di Lahan Gereja St Faustina Bojonggede, Bogor, pada Minggu (12/1). Misa yang mengambil tema “Jadilah Keluarga Flobamora Bojonggede yang Injili, Misioner, Peduli dan Cinta Alam” ini dipimpin oleh konselebran utama yaitu Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM.

Perarakan misa. (Foto: JN)

Dalam khotbahya, Uskup Bogor ini meminta umat Flobamora Bojonggede untuk membangkitkan memori atau kenangan religius dalam kehidupan setiap hari. Kenangan religius semasa kecil, saat berada di tanah Flores, Sumba, Timor dan Alor, disebutkan Uskup seperti berdoa dan selalu melakukan tanda salib sebelum melakukan sebuah pekerjaan.

“Tugas kita sekarang ini adalah menciptakan memori religius sehingga pada saat tertentu kenangan itu dibangkitkan kembali,” ujar Uskup di hadapan ratusan umat Katolik Flobamora Bojonggede dan sekitarnya.


Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM saat memberi kata sambutan. (Ft: JN)

Uskup mengingatkan umat akan tanda salib pertama yaitu pada saat seseorang dibaptis. Melalui tanda salib itu, kita percaya pada Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Uskup mengenang saat dirinya masih kecil selalu melakukan tanda salib sebelum melakukan sebuah tugas. “Waktu kecil saya selalu buat tanda salib sebelum mandi di sekitar rumah. Setelah tanda salib maka saya langsung menceburkan diri ke dalam sungai,” ujarnya.

Kenangan semasa kecil itu, kata Uskup, harus terus dibangkitkan dalam kehidupan setiap hari. Karena itu, Uskup juga meminta umat Flobamora Bojonggede agar mewarisi tanda salib tersebut kepada anak-anak. “Kita harus mewariskan iman Katolik dengan membuat tanda salib di dahi anak-anak kita. Tentu anak akan bertanya-tanya. Lebih baik membuat anak-anak bertanya akan imannya daripada tidak sama sekali. Mudah-mudahan Katolik merupakan DNA kita yang berasal dari Flobamora,” ujar Uskup Paskalis.

Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM saat menyalakan lilin didampingi tokoh masyarakat Flobamora. (Ft: JN)

Selain tanda salib, kata Uskup, satu hal lain yang menjadi kekhasan umat Flobamora yaitu seni budaya. Misalnya banyak lagu gereja yang berasal dari berbagai budaya yang terdapat di Flobamora. Uskup mencontohkan lagu dari dari Lamaholot, Flores Timur yang dinyanyikan dalam perayaan misa tersebut –lagu Tuhan Kasihani Kami – yang kini mendunia.

Dengan menyanyikan lagu tersebut, kata Uskup, memori tanah asal juga dibangkitkan.

“Memori itu mengingatkan sesuatu di tanah asal. Hal seperti itu perlu kita tonjolkan. Tentu anak-anak kita sekarang tidak mempunyai ingatan atau memori tersebut. Karena itu, hal itu perlu kita bangkitkan dalam diri anak-anak kita,” ujarnya.

Uskup mengatakan, peringatan pembaptisan Yesus yang diperingati pada hari Minggu (12/1) ini harus juga membuat umat Flobamora selalu ingat akan identitasnya sebagai seorang Katolik.

Menurut Uskup, seorang Katolik harus hidup dalam persekutuan dengan umat Allah yang lainnya. Hal itulah yang membangkitkan solidaritas kita sebagai sesama, yang mengatasi semua perbedaan yang ada.

Uskup mengatakan, dimana gereja berada di sana selalu ada orang Flobamora. Seorang Uskup di Kalimantan misalnya, mengatakan di mana pun dirinya berada selalu menemukan orang Flobamora. Karena itu, jika tidak menemukan orang Flobamora berarti ada sesuatu yang kurang.

Pada akhir khotbahnya Uskup mengajak umat yang hadir untuk melakukan pertobatan terus-menerus. Dengan pertobatan, maka komitmen kita untuk berperan dalam menghidupan gereja Katolik akan terus terjadi.

Saat menyanyikan lagu Bolelebo. (Ft: JN)

Uskup menitip pesan kepada umat Flobamora Bojonggede agar selalu mencintai gereja. “Di manapun kita berada dan kemana pun kita pergi harus terus mencintai gereja Katolik karena gereja membawa sesuatu yang positif,” ujar Uskup.

Selain dihadiri oleh para tokoh Flobamora, misa tersebut juga dihadiri oleh para undangan, dan tokoh umat Katolik di Wilayah Bojonggede.

Untuk diketahui, saat ini stasi Bojonggede sedang dipersiapkan untuk menjadi sebuah paroki tersendiri. Hal ini, kata Uskup, sedang menunggu tanda tangan dari Bupati Bogor.

Stasi Bojonggede terdiri dari 13 lingkungan. Dari sekitar 2000 umat Katolik yang ada, 25 persen merupakan umat yang berasal dari Flobamora. (Ryman)