Uskup Emeritus Hubertus Leteng Wafat di RS Carolus Boromeus, Bandung

oleh -
Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng Hubertus Leteng, Pr meinggal hari ini di Rumah Sakit Carolus Borromeus Bandung. (Foto: WA Group)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Kabar dukacita melanda umat Katolik, khususnya umat Katolik di Keuskupan Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Hari ini Uskup yang pernah memimpin keuskupan tersebut, Mgr Hubertus Leteng, Pr meninggal dunia.

Berita ini disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligerja Indonesia (KWI) Rm.Siswantoko, Pr.

“Telah meninggal dunia di Rumah Sakit Carolus Borromeus Bandung, pada hari Minggu,  pukul 06.00 WIB Mgr.Hubertus Leteng,” ujarnya melalui pesan WhatsApp di Jakarta, Minggu (31/7).

“Perkiraan sementara Mgr. Hubertus Leteng mengalami serangan jantung. Demikian informasi ini disampaikan dan terkait dengan rencana pemakaman akan dinformasikan menyusul,” lanjutnya.

Ucapan dukacita atas wafatnya Uskup Hubertus Leteng pun menghiasi WA Group.

Ormas Perkumpulan Alumni Margasiswa Republik Indonesia (PATRIA) menyampaikan ikut berduka yang mendalam atas meninggalnya Uskup Emeritus Ruteng Mgr Hubertus Leteng.

“Secara organisasi PATRIA menyampaikan turut berduka yang mendalam atas kepergian Uskup Emeritus Ruteng Mgr Hubertus Leteng,” kata Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PATRIA, Agustinus Tamo Mbapa melalui siaran persnya di Jakarta, Minggu, (31/7/2022).

Mantan Ketua Umum Pemuda Katolik ini mengatakan, Uskup Emeritus Hubertus Leteng cukup perduli dengan berbagai persoalan sosial di tengah masyarakat.

“Uskup Emeritus Hubertus Leteng ini saat masih jadi Uskup cukup perduli dengan berbagai persoalan sosial di tengah masyarakat, sehingga hal positif ini yang perlu kita teladani,” ujar Gustaf – sapaanya.

 

Profil Singkat Hubertus Leteng

Mgr Hubertus Leteng lahir di Taga, Ruteng, NTT pada 1 Januari 1959, berusia 63 tahun. Leteng menempuh pendidikan dasar di SDK Santo Nicolaus, Taga, Manggarai pada 1973.

Seperti dikutip dari radarntt.co, setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Seminari Santo Pius XII, Kisol, Manggarai. Setelah tamat di seminari pertama pada tahun 1976, ia melanjutkan lagi ke Seminari Menengah Santu Pius XII, Kisol sampai tamat tahun 1979.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Seminari Santo Pius XII, Kisol, Manggarai. Setelah tamat di seminari pertama pada tahun 1976, ia melanjutkan lagi ke Seminari Menengah Santu Pius XII, Kisol sampai tamat tahun 1979.

Pada 29 Juli 1988, Leteng ditahbiskan menjadi seorang imam diosesan Keuskupan Ruteng di Gelora Samador, Maumere.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Teresianum Roma tahun 1992 hingga 1996, dan setelah itu kembali ke Indonesia menjadi staf pengajar di STF Ledalero Maumere. Sejak 2009, ia menjadi Praeses di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret.

Baru pada 2009, Mgr Hubertus Leteng ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI menjadi Uskup Ruteng pada 7 November 2009, menggantikan Mgr. Eduardus Sangsun, SVD. yang meninggal dunia pada 13 Oktober 2008, setelah hampir dua dekade menjalankan karya kegembalaan di keuskupan tersebut sejak 1985. Ia memilih moto “Kamu Semua Adalah Saudara”.

Setelah delapan tahun menjadi Uskup, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Penyebabnya, berbagai kontroversi menimpa selama menjadi Uskup Ruteng.

Pada tahun 2014, ia sempat dipetisi untuk dipecat sebagai Uskup. Hal ini terkait suatu tuduhan tentang berbagai hal kepadanya. Namun, tuduhan itu tidak terbukti.

Tiga tahun berselang, sejumlah imam dan awam mengajukan tuntutan agar Mgr Hubertus Leteng mengundurkan diri sebagai Uskup Ruteng. Leteng ditengarai melakukan penyalahgunaan dana gereja sekitar Rp1,6 miliar dan tuduhan lainnya.

Para imam di Keuskupan Ruteng berusaha menemui Mgr Leteng pada 12 Juni 2017, namun tidak terlaksana. Mgr Leteng kemudian menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi di internal keuskupan dan mengkehendaki untuk diperbaiki bersama-sama.

Puncaknya, pada 11 Oktober 2017, Tahta Suci menerima pengunduran diri Mgr Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng. Pada saat yang sama, Mgr Silvester Tung Kiem San, Uskup Denpasar, ditunjuk sebagai administrator apostolik. ***