Wanita Berpretasi Adalah Wujud Bela Negara dan Mencintai Bangsa

oleh -
Acara “Ngopi Daring Bela Negara”, yang bertemakan “Ya, Wanita Juga Bisa” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Ditjen Pothan Kemhan) RI, yang diseenggarakan di kantor Kemhan RI, Jakarta pada Kamis (16/9/2021). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Sudah semestinya masyarakat Indonesia ini mencintai bangsa dan negaranya. Kecintaan tersebut dapat dituangkan ke dalam berbagai cara, terlebih sebagai masyarakat Indonesia yang diberikan keleluasaan untuk berekspresi dan berkarya. Beragam profesi dan karya dapat diekspresikan sebagai bentuk kecintaan. Tidak hanya kecintaan terhadap diri sendiri namun juga kecintaan terhadap Indonesia.

Tak terkecuali bagi perempuan, saat ini Indonesia memiliki keleluasaan untuk bekerja dan berkarya. Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya perempuan di Indonesia. Profesi di berbagai sektor rasanya sudah menjadi umum bahwa perempuan juga memiliki peran untuk bersaing di dalam kemampuan dan kepercayaannya dalam mengemban sebuah amanah.

Nilai inilah yang coba disiarkan dalam acara “Ngopi Daring Bela Negara”, yang bertemakan “Ya, Wanita Juga Bisa” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Ditjen Pothan Kemhan) RI, yang diseenggarakan di kantor Kemhan RI, Jakarta pada Kamis (16/9/2021).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pothan Kemhan RI,  Mayjen. TNI. Dadang Hendrayudha yang turut hadir pada acara tersebut sangat mengapresiasi kiprah perempuan di dalam menghidupi nilai kebangsaan dan kecintaannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bentuk kecintaannya kepada bangsa dan negara tersebut melalui banyak cara.

“Diantaranya adalah bagaimana dengan menjalani aktivitas dengan bekerja dan berkarya dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan wanita untuk berkarya dan bekerja ini tentunya mampu menjadi media untuk menyalurkan rasa cinta dan bangga menjadi bagian dari negara Indonesia ini,” ujar Mayjen TNI Dadang Hendrayudha.

Lebih lanjut dikatakan alumni Akmil tahun 1988 ini, setiap warga negara tentunya memiliki perannya masing-masing dalam upaya bela negara dan mencintai negara. Khusus untuk kaum perempuan, dengan akses yang terbuka ternyata juga mampu untuk menguasai bidangnya masing-masing dan bahkan berprestasi. Nilai itulah yang ingin ia sampaikan pada acara Ngopi Daring Bela Negara.

“Saya tadi banyak sekali melihat YouTube tanggapannya luar biasa mereka begitu senang ternyata wanita hebat. Ternyata wanita tangguh, wanita bisa berbuat lebih dan ini ditunjukkan oleh adik-adik ini semua. Anak muda harus memiliki banyak karya dan jangan banyak gaya,” ucap mantan Kepala Biro Umum dan juga mantan Kasubdit Kontra Propaganda di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini.

 

Bangga Bisa Membela Indonesia

Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber wanita yang memiliki berbagai latar belakang profes. Diantaranya Alexandra Asmasoebrata selaku pembalap perempuan yang berprestasi di berbagai ajang nasional maupun internasional. Dia tercatat pernah menjuarai Formula Campus Asia.

“Saya mengalami bagaimana pada saat mengikuti sebuah kejuaraan di luar negeri pun kadang memiliki perasaan capek dan lelah. Namun hal itu tidak terasa seketika setelah memenangi kejuaraan dan memegang bendera Indonesia,” ujar wanitayang akrab disapa Andra ini.

Selain itu dirinya juga merasakan rasa bangga yang mampu membakar semangat ke Indonesiaannya. Dirinya mengaku perasaannya yang muncul adalah bagaimana menyadari bahwa di dalam sebuah kompetisi tidak hanya membela diri sendiri, namun juga membela negara sehingga perasaan lelah seketika hilang karena menyadari perasaan cinta pada Indonesia.

“Kadang-kadang mikir kalau capek. Tetapi kalau lagi menang bawa bendera Indonesia, capek jadi  hilang. Kadang mikir enggak cuma ngebela diri sendiri, tetapi juga ngebela negara apalagi bawa bendera. Rasanya jadi bangga,” ucap Andra.

Wanita lain yang juga hadir sebagai narasumber yang menginspirasi yaitu Letda Pnb. Ajeng Tresna Dwi Wijayanti, yang merupakan Wanita Angkatan Udara (Wara). Dia merupakan Pilot VIP-VVIP TNI-AU pertama di Indonesia yang berdinas di Skadron Udara 17/VIP-VVIP, Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta.

“Saya melihat bagaimana peran dan jasa pejuang perempuan terdahulu yaitu R.A. Kartini. Saya akui berat untuk mengemban tanggung jawab itu. Karena tanggung jawab tersebut tidak hanya tanggung jawab terhadap diri sendiri, tetapi juga tanggung jawab terhadap organisasi TNI Angkatan Udara,” ujar alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2018 kelahiran Jakarta, 25 September 1995 ini.

Hadir juga sebagai narasumber lainnya yaitu Jihane Almira Chedid selaku Puteri Indonesia Pariwisata 2020. Menurutnya bentuk bela negara bukan angkat senjata seperti militer, tetapi bela negara sekarang ini adalah representasi dari sesorang untuk bisa berprestasi baik di dalam maupun di luar negeri.

“Dan kesempatan untuk membela negara saat ini sangat terbuka lebar dengan cara berprestasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kita bisa beprestasi di luar negeri itu juga salah satu wujud bela negara kekinian,” ujarnya.

Tak hanya itu, turut mewarnai sebagai narasumber yaitu syarifah Firdausi, seorang ibu, dan single parents, yang juga menjadi supir truk. Dirinya mengaku mengawali profesi tersebut supaya mampu menafkahi delapan orang anak dengan cara yang halal.

“Alhamdulillah,.. dengan keahliannya saya sebagai supir truk, saya pernah mendapatkan kesempatan untuk datang ke beberapa negara tetangga seperti China, Brunei Darussalam dan juga Malaysia,” tuturnya.

Hadir juga sebagai narasumber dari lingkungan Ditjen Pothan sendiri yakni Endang Purwaningsih selaku Kasubdit Lingdik, Direktorat Bela Negara, Ditjen Pothan. Dirinya berpesan untuk generasi muda supaya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia sesuai dengan passion-nya masing-masing .

“Pesan saya untuk adik-adik, millenial dan generasi Z, ayo berikan yang terbaik untuk Indonesia sesuai passion-nya masing masing. Karena membela negara di era kekinian ini tidak lagi dengan cara cara yang konvensional, tetapi bisa dilakukan oleh setiap warga negara sesuai dengan profesinya  dan sesuai passionnya masing masing dari hal yang kecil sampai hal yang besar,” pungkasnya. ***