Wartawan Katolik Jadikan Jurnalistik Ladang Pengabdian dan Aktualisasi Pelayanan Kasih

oleh -
Menkominfo, Jhonny G Plate. (Foto: Kominfo.go.id)

Jakarta, INDONEWS.ID — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengajak wartawan-wartawati Katolik untuk menjadikan pekerjaannya sebagai ladang pengabdian kepada masyarakat sekaligus sebagai wujud aktualisasi kasih dan pelayanan. Untuk itu, dia meminta agar para wartawan terus memperkuat koloborasi dan menumbuhkan inovasi di tengah masyarakat.

“Melalui tugas jurnalistik yang diemban oleh rekan-rekan wartawan, wartawati sekalian, mari jadikan ini sebagai ladang pengabdian kepada masyarakat sekaligus wujud aktualisasi kasih dan pelayanan terbaik kepada Tuhan. Terus perkuat kolaborasi, tumbuhkan inovasi. Bersama-sama kita songsong Indonesia terkoneksi semakin digital, makin maju”.

Hal itu dikatakannya pada acara Buka Tahun Bersama PWKI XVII tahun 2022, Selasa (22/02/2022). Acara itu didahului oleh misa bersama, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan ‘Outlook Indonesia 2022’ dengan menghadirkan Evy Haryadi, Direktur Perencanaan Korporat PT PLN, dan Dany Amrul Ichdan, Direktur Hubungan Kelembagaan Mind-ID. Dalam acara itu juga PWKI mengapresiasi para tokoh yang dinilai pantas menerima penghargaan. Dan acara diakhir dengan pengundian doorprize dengan hadiah utama berupa tiket ke Vatikan, Roma.

Menteri Johnny mengingatkan bahwa pada peringatan Hari Pers Nasional 9 Februari yang lalu,  telah banyak dibahas upaya yang perlu dilakukan dalam menciptakan fair level of playing field bagi pelaku industri media mainstream konvensional dengan media baru (the new media) seperti over the top.

Salah satu upaya konkret yang dilakukan yakni pemerintah akan menindaklanjuti usulan draft published rights yang diajukan oleh Dewan Pers dan task force media sustainability berupa payung hukum setingkat peraturan pemerintah.

Menurut Johnny, saat ini pembahasan hal tersebut sudah dalam tingkat yang intensif.

“Meskipun bukan silver bullet untuk memastikan ekosistem industri pers yang independen dan berkelanjutan, ketentuan publisher rights merupakan salah satu alternatif kebijakan publik yang menempatkan posisi industri pers setara dengan platform digital dengan jumlah pengguna yang besar,” katanya.

Dengan adanya payung hukum tersebut, kata Johnnny, diharapkan dapat terwujud konvergensi industri media.

Pihak Kominfo, katanya, telah dan akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga-lembaga terkait dalam penyusunan regulasi tersebut, untuk merespons tuntutan perkembangan digital.

Menteri Johnny mengatakan, kebutuhan akan pembentukan published right ini juga tidak terlepas akibat dari pandemi Covid-19 yang telah mengakibatkan disrupsi pada berbagai bidang kehidupan, termasuk pers dan jurnalisme. Pembatasan mobilitas dan aktivitas fisik telah mengubah cara hidup bermasyarakat, cara berkomunikasi hingga cara mengakses dan mencari sumber informasi dari media.

Johnny menjelaskan bahwa di sektor konsumsi media, telah terjadi pergeseran konsep konsumsi media yang dinikmati oleh masyarakat. Selama satu dekade terakhir, yakni dari tahun 2011 hingga tahun 2021 yang lalu, konsumsi media konvensional mengalami tren yang terus menurun.

Tren tersebut terlihat dari konsumsi media cetak yang turun sebesar 50%, televisi sebesar 24%, dan radio sebesar 19%.  Di sisi lain, media berbasis desktop mengalami peningkatan konsumsi sebesar 25% dan media berbasis seluler sebesar 460%. Demikian dikutip bandwith, record, and risky time tahun 2021.

Di sektor produksi,  75% eksekutif perusahaan global di bidang komunikasi dan jurnalisme dan media massa menyampaikan bahwa kebutuhan untuk berinovasi tidak pernah lebih tinggi dari sebelumnya. Lebih lanjut,  86% dari para eksekutif tersebut percaya bahwa untuk bersaing di dunia yang serba digital, dibutuhkan strategi bisnis yang memposisikan audiens serta pelanggan sebagai mitra kerja.

“Berbagai data di atas menunjukkan bahwa kita perlu terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi disrupsi teknologi dan pandemi Covid- 19. Untuk menjaga relevansi dan eksistensi media, seperti yang dikatakan oleh  CEO Cisco, John Chambers, if you don’t innovate fast, disrupt your industry, disrupt yourself, you’ll be left behind,” ujarnya.

Acara Buka Tahun Baru PWKI tersebut sudah dijalankan untuk kali ke-17. Ini sebuah acara yang rutin diselenggarakan oleh PWKI setiap awal tahun. ***