Yayasan Buddha Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Korban Siklon Seroja di NTT

oleh -
Yayasan Buddha Tzu Chi. (Foto: Beritasatu.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Bencana banjir bandang melanda Flores dan beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur lainnya pada Minggu 4 April 2021. Banjir bandang itu mengakibatkan banyak korban jiwa baik yang meninggal dunia, luka berat dan ringan serta kerusakan infrastruktur. Tercatat 128 orang meninggal dunia, dan sebanyak 8.424 jiwa dari 2.019 keluarga mengungsi.

Relawan Tzu Chi bergerak cepat membantu para korban bencana. Mereka berangkat dari Jakarta telah tiba dilokasi bencana pada 8 April 2021 untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan di Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur dengan menyalurkan 100 paket yang terdiri dari selimut, obat-obatan, multivitamin herbal, sarung, lilin, biskuit, dan air mineral.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Tentara Nasional Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap pertama kepada korban bencana alam banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur pada tanggal 7 – 8 April 2021 menggunakan KRI Semarang yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok – Jakarta.

Seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat – Eksternal Relation Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, bantuan kemanusiaan yang telah dikirimkan merupakan kebutuhan utama korban saat ini antara lain seperti genset, makanan instan, air mineral, baju layak pakai, selimut, tikar plastik, sarung, lampu LED, obat-obatan, multivitamin serta kebutuhan pendukung lainnya. Rencananya bantuan akan disalurkan di beberapa daerah terdampak seperti Lembata, Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

Berpegang nilai bersyukur, menghormati serta menghargai kehidupan insan Tzu Chi ikut serta dalam penyaluran bantuan secara “langsung, prioritas, sesuai kebutuhan, menghargai dan cepat”.

Prinsip “Langsung” mengkondisikan relawan untuk berinteraksi langsung dengan penerima bantuan. “Prioritas” menjadi pegangan relawan saat harus menentukan pihak yang dibantu. Sedangkan prinsip “Menghargai” menunjukkan bahwa Tzu Chi menyalurkan bantuan kepada korban dengan penuh penghormatan sebagai sesama manusia.

Seluruh bantuan yang dikirimkan merupakan bentuk dukungan cinta kasih dari relawan, donatur serta masyarakat dan saat ini kami tengah melakukan penggalangan bantuan yang akan digunakan dalam penyaluran bantuan tahap selanjutnya.

“Kami berharap dengan penyaluran kebutuhan utama korban bencana ini dapat membantu saudara kita, selain itu kami akan melakukan pembagian bantuan tepat sasaran dan secara langsung kepada korban bencana. Kami ingin meringankan penderitaan saudara kita yang menjadi korban, karena kita satu keluarga dalam NKRI, semoga semuanya dapat tabah menghadapi kondisi ini” kata Joe Riadi, Koordinator Relawan Tanggap Darurat Bencana Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Di tengah kondisi Pandemi Covid-19 negeri tercinta tengah dilanda bencana alam banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur, kami berharap dengan penyaluran bantuan tersebut dapat membantu menyelamatkan raga, menentramkan jiwa dan memulihkan kehidupan. Kami mengajak semua elemen bangsa untuk bersatu membantu saudara kita dan berdoa agar dunia terbebas bencana,” kata Sugianto Kusuma , Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

 

Tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia 

Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah NGO yang didirikan seorang bhiksuni, yaitu Master Cheng Yen, pada tahun 1966. Yayasan ini berpusat di Hualien, Taiwan dan saat ini memiliki 372 kantor di 54 negara dan telah tercatat sebagai salah satu NGO di PBB.

Di awal pendiriannya, Master Cheng Yen mengajak 30 ibu rumah tangga untuk setiap hari menyisihkan 50 sen dari uang belanja mereka dan menabungkannya dalam celengan bambu untuk membantu sesama. Master Cheng Yen mengajak para ibu rumah tangga ini untuk mengikrarkan niat baik setiap hari dan beramal dimulai dari dana kecil. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk memberikan bantuan amal pada masyarakat miskin dan menderita. Dengan semangat celengan bambu inilah misi amal Yayasan Buddha Tzu Chi dimulai, dan cinta kasih universal pun tersebar ke seluruh dunia.

Di Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi berdiri pada tahun 1993 dan hingga saat ini telah memiliki kantor perwakilan / penghubung di 18 kota di seluruh Indonesia. Kegiatan Tzu Chi terfokus pada 4 Misi Utama sebagai berikut:

  1. Misi Amal Sosial: Membantu masyarakat yang kurang mampu dimana kegiatannya mencakup bantuan biaya pengobatan, bantuan biaya pendidikan, bantuan kebutuhan hidup sehari-hari, dan bantuan bencana alam.
  2. Misi Kesehatan: Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mengadakan bakti sosial pengobatan gratis skala besar (bibir sumbing, minor, mayor, katarak, hernia, dll) serta bakti sosial umum dan gigi dan penyuluhan kesehatan.
  3. Misi Pendidikan: Mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati seluas-luasnya, antara lain melalui bantuan renovasi sekolah pascabencana, pendirian dan pengelolaan sekolah, serta menyebarluaskan budaya humanis di bidang pendidikan.
  4. Misi Budaya Humanis: menyebarluaskan budaya cinta kasih universal dan pelestarian lingkungan melalui media cetak dan elektronik yang berafiliasi dengan DAAI TV Indonesia.

Dalam menjalankan misinya Tzu Chi berlandaskan cinta kasih universal dan selalu memegang teguh prinsip tidak membeda-bedakan agama, ras, suku, dan etnis. Relawan dengan latar belakang yang beragam pun bersama-sama melaksanakan misi kemanusiaan ini sehingga cinta kasih dapat tersebar di berbagai penjuru dunia. (Ryman)