Diluncurkan, Pasar Tangguh Harus Jadi Motor Pencegahan Penularan Covid-19

oleh -
Acara hard launching program Pasar Tangguh di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (17/6). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Setelah pada Senin (15/6) lalu dilakukan soft launching, hari ini, Rabu (17/6) digelar acara hard launching program Pasar Tangguh di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan. Acara yang disenggarakan oleh Tim Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dimulai pukul 08.00.

Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Dra. Eny Supartini MM, Kasi Biro Kementerian Sosial Zaenal, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin, Wakil Ketua Tim Koordinator Relawan Gugas Covid-19 Pangarso Suryotomo, perwakilan dari Pemprov DKI, Lurah Tebet Timur Siti Fauziyah Ghozali, dan Pengelola Pasar PSPT Tebet Jorsenia Hutagalung. Selain itu, hadir juga Ketua Bidang Non Medis Dandi Prasetia beserta Tim Relawan yang bertugas di Pasar PSPT Tebet.

Lilik Kurniawan mengatakan inti gagasan program Pasar Tangguh dimaksudkan agar para penjual maupun pembeli di pasar tradisional terlindungi dari penularan Covid-19.

“Caranya bagaimana? Para pedagang di pasar tradisional itu berubah paradigmanya dari objek menjadi subjek pencegahan penularan covid-19. Mereka harus menjadi motor pencegahan Covid-19,” ujarnya.

Karena itu, para pedagang pasar tersebut harus bisa memberi tahu para pembeli di pasar untuk mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker, hand sanitizer, maupun pelindung wajah (face shield). Para pedagang juga harus diberi tahu agar mereka bisa memperingatkan sesama rekan penjual maupun pembeli agar bisa menjaga jarak satu dengan yang lainnya.

“Ini harus dilakukaan agar menimbulkan rasa aman dan nyaman baik dalam diri pembeli maupun dalam diri pedagang sendiri,” ujar Lilik.

Di Pasar Tebet, kata Lilik, dia sempat bertanya kepada seorang ibu yang berbelanja. Ibu itu mengatakan bahwa dia tidak takut berbelanja karena melihat para pegadang sudah menggunakan masker, pencuci tangan, pelindung wajah maupun menjaga jarak.

“Intinya kalau mau pasar tetap ramai dikunjungi pembeli, maka para pedagang harus mengikuti protokol kesehatan yang ada sehingga pembeli merasa aman dan nyaman berbelaja di pasar tersebut. Jadi, kedunya, pegadang maupun pembeli harus saling menjaga dan saling mengingkatkan satu sama lain sehingga tidak saling menularkan virus,” ujarnya.

Lilik mengatakan, Pasar PSPT Tebet menjadi pasar percontohan dalam mengikuti protokol kesehatan. Dia berharap agar bisa diikuti oleh semua pasar yang ada. “Mudah-mudahan dengan pemberitaan di berbagai media massa maupun di media sosial, hal ini bisa menjadi viral, sehingga bisa diikuti oleh semua pasar tradisional yang ada,” ujarnya.

Diakuinya, pasar tetap menjadi pusat perekonomian bangsa ini. Karena itu, pasar harus dijaga agar tidak menjadi kluster baru bagi penyebaran Covid-19. “Dengan kita menjaga pasar dari penyebaran virus, maka baik pedagang maupun pembeli marasa aman dan nyaman. Karena itu, pasar tersebut akan tetap ramai dikunjungi,” katanya.

Sementara itu Pangarso Suryotomo mengatakan gembira dengan peluncuran program Pasar Tangguh tersebut. “Bagus banget. Tapi yang penting adalah ada pembelajaran dari Tebet untuk Indonesia. Pasar Tebet bisa menjadi pedoman pasar seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Non-Medis Tim Rewalan Gugus Tugas Dandi Prasetia mengatakan, program Pasar Tangguh ini untuk memberi edukasi, sosialisasi sekaligus memantau perilaku para pedagang di pasar dalam menerapkan protokol kesehatan.

Dandi mengatakan, program ini akan dilakukan hingga 14 hari ke depan. Tim akan menempatkan lima (5) orang relawan untuk mengevaluasi perilaku para pedang di pasar tersebut.

Menurutnya, ada dua bidang dalam Tim Koordinator Relawan yang fokus di pasar yaitu Relawan Non-medis dan Relawan Pendukung.

“Kalau non-medis, kita menempatkan relawan di pasar selama 14 hari untuk mencoba mengukur perubahan perilaku para pedagang. Apabila berjalan dengan baik, harapan pola perubahan perilaku ini bisa di-replikasi di pasar-pasar lainnya,” katanya.

Untuk menghitung cara intervensi dan hasil perubahan perilaku di pasar, relawan bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Pasar PSPT Tebet adalah pasar kategori C yaitu yang memiliki pedagang sekitar 500 orang. Ke depan, juga akan dilakukan di pasar yang berkategori A, seperti di Pasar Minggu. Pasar Minggu memiliki pedagang sekitar 3000 orang.

Program Pasar Tangguh ini, kata Dandi, merupakan pendekatan secara kualitatif untuk memantau perilaku pedagang pasar. Nanti juga akan dilakukan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menempatkan orang di 20 pasar selama  satu (1) hari. Tujuannya juga sama, yaitu melakukan survei terhadap perilaku pedagang dalam menerapkan protokol kesehatan seperti yang telah dianjurkan pemerintah.

Menurut Dandi, pihaknya merencanakan akan melakukan uji coba di 2 pasar, 2 stasiun, dan 2 terminal. “Karena kami rasa tempat-tempat tersebutlah yang perlu mendapatkan perhatian kami dari tim koordinator relawan. Hasil-hasil uji coba di pasar, stasiun, dan terminal ini akan kami jadikan panduan-panduan agar daerah-daerah lain bisa me-replikasi program-program ini apabila dibutuhkan,” katanya.

Dandi mengharapkan agar para relawan bisa diturunkan ke tempat-tempat masyarakat berkumpul seperti pasar, stasiun, terminal, mall, untuk membantu pihak pengelola dan mengingatkan para penjual dan pengunjung agar selalu mencegah penyebaran Covid-19.

Karena itu, dia berharap agar para relawan yang terdafatar  di desk Relawan BNPB, yang jumlahnya mencapai 30 ribu orang, bisa bisa dioptimalkan oleh Gugus Tugas Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga tingkat RT/RW untuk program-program pencegahan penyebaran Covid-19.

“Relawan-relawan ini sudah siap membantu pemerintah nasional maupun daerah. Akan sangat disayangkan apabila keinginan-keinginan mulia seperti itu tidak diakomodir oleh negara. Tim Koordinator Relawan siap membantu dengan program-program yang dimilikinya,” ujarnya.

Acara tersebut dilanjutkan dengan penyerahan bantuan berupa pelindung wajah (face shield), pencuci tangan (hand sanitizer), dan masker dari Tim Koordinasi Relawan kepada Koperasi Pedagang Pasar. Setelah itu, para undangan juga meninjau Pasar PSPT Tebet sambil memberikan edukasi kepada pedagang. (Ryman)