Banyak Yang Ingin Indonesia Jadi Negara Gagal

oleh -
Staf Ahli Menteri Komunikasi (Menkominfo) Bidang Hukum Prof. R. Henri Subiakto, SH, MA

BATAM-Negara Indonesia menjadi sasaran serangan informasi palsu atau hoax yang banyak dilakukan oleh agen-agen kepentingan asing yang menginginkan Indonesia menjadi negara gagal. Sebab, jika Indonesia terlalu maju dianggap tidak menguntungkan negara lain.

“Saya mengingatkan praktisi kehusaman di Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk meningkatkan sinergi dalam menghadapi gencarnya serangan hoax ini,” ujar Staf Ahli Menteri Komunikasi (Menkominfo) Bidang Hukum Prof. R. Henri Subiakto, SH, MA saat membuka Forum Tematik Bakohumas BP Batam bertema “Inovasi Pelayanan Publik Guna Mengakselerasi Batam Sebagai Kawasan Tujuan Investasi di Asia Pasifik”, di Montigo Resort, Nongsa, Batam, Kepri, Rabu (2/8).

Menurutnya, banyak yang berkepentingan Indonesia jangan maju. Sebab,  kalau Indonesia maju banyak kekuatan asing yang tidak memperoleh keuntungan. “Kalau banyak investasi masuk, lawan politik pasti tidak senang, bukan karena presidennya Jokowi, tapi karena mereka ingin Indonesia menjadi negara gagal,” ulasnya.

Menurut Henri, di era digital ini yang ingin mendiskreditkan negara/pemerintah itu banyak. Hal itu terasa sekali di dunia digitial.

Ia menyebutkan, banyak akun-akun palsu yang menunjukkan kegagalan Indonesia. “Hal yang logis karena Indonesia ini sangat besar, bukan hanya wilayahnya tapi juga ekonominya nomor 8 di dunia, dan akan nomor 5 pada 2025-an,” ujar Henri.

Karena itu, dia mengingatkan pentingnya sinergi di antara insan-insan humas pemerintah dalam bahu-membahu mengatasi masalah tersebut.

Pasalnya, tidak mungkin urusan tersebut dihadapi oleh satu instansi saja, tapi perlu kesatuan sinergi dari segenap insan humas pemerintah. “Lawan buzzer-buzzer dengan fakta, jangan biarkan kebohongan dibenarkan hanya karena kita tidak menampilkan fakta yang sebenarnya,” kata Henri.

Henri juga mengingatkan perlunya humas K/L memperkuat sinergi dalam media sosial, karena banyak akun-akun yang terus-merus berusaha menunjukkan kegagalan Indonesia, termasuk pemerintah dan negaranya.

“Indonesia ini sangat kuat, sangat teruji, tetapi kalau diadu domba, pemerintahnya didelegitimasi, maka bisa terjadi kegoncangan-kegoncangan. Ini peran Humas, peran komunikasi untuk mengcounter serangan itu,” jelas Henri.

Menurut Henri, banyak informasi-informasi hoaks yang kini banyak dianggap kebenaran. Sementara Humas seringkali tertinggal berperan dalam berkomunikasi.

Untuk itu, ia mendorong insan-insan perhumasan pemerintah bersinergi mengatasi upaya-upaya tersebut, dengan lebih sering berkomunikasi dan menyampaikan informasi-informasi yang faktual