LSI: Kasus Hoaks Ratna Berdampak Negatif pada Elektabilitas Prabowo-Sandi

oleh -
Calon presiden Prabowo Subianto dalam memberikan keterangan pers terkait dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet, di kediaman pribadinya, Selasa (2/10/2018). (Foto: Kompas.com)

JENDELANASIONAL.COM — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei dampak kasus berita bohong atau hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet terhadap sentimen dan elektabilitas capres-cawapres.

Hasilnya, survei tersebut menyebutkan bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Kasus hoaks Ratna Sarumpaet merugikan Prabowo,” ujar peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman saat memaparkan hasil survei, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Berdasarkan survei, 57,2 persen reseponden pernah mendengar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, 38,7 persen tidak pernah mendengar dan 4,1 persen tidak menjawab.

Saat ditanya apakah kasus hoaks Ratna Sarumpaet membuat mereka mendukung atau tidak, jawaban yang diberikan beragam. Sebanyak 25 persen menyatakan lebih mendukung Jokowi, 48,8 persen sama saja, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak menjawab.

Sementara untuk Prabowo, 11,6 persen responden menyatakan lebih mendukung, 49,8 persen sama saja, 17,9 persen lebih tidak mendukung dan 20,7 persen tidak menjawab.

“Jadi ada 17,9 persen publik yang menjadi lebih tidak mendukung Prabowo,” kata Ikrama.

Dalam survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin mencapai 53,2 persen, Prabowo-Sandiaga Uno 29,2 persen dan 17,6 persen belum memutuskan. Sementara pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin naik jadi 57,7 persen pada Oktober 208. Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno justru turun menjadi 28,6.persen. Adapun persentase yang belum memutuskan menyusut tinggal 13,7 persen.

Dari data itu ditarik kesimpulan bahwa aksi hoaks Ratna Sarumpaet membuat pemilih yang masih mengambang lebih terdorong memilih Jokowi.

Survei tersebut dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden diseluruh Indonesia. Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner. Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview. (Ryman)