Penyebaran Sangat Besar, CEO BUMN Diminta Identifikasi dan Mencegah Penyebaran Radikalisme

oleh -
Kepala BNPT memberikan pembekalan kepada para CEO atau Direktur Utama (Dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Indonesia pada pembukaan acara BUMN Great Leaders Camp yang berlangsung di Gedung Utaryo komplek Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim), Lemdiklat Polri, Lembang, Minggu (10/3/2019) malam. (Foto: Ist)

Lembang, INDONEWS.ID – Para Chief Executive Officer (CEO) atau Direktur Utama (Dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk dapat melakukan identifikasi dan mengambil keputusan dalam upaya melakukan pencegahan paham radikal terorisme agar tidak menyebar di lingkungan instansi kantor BUMN.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BUMN), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat menjadi narasumber utama pada pembukaan acara BUMN Great Leaders Camp. Acara ini dihadiri sebanyak 181 peserta terdiri dari 148 Dirut BUMN, 4 Wakil Dirut BUMN se-Indonesia, 25 pejabat Kementerian BUMN dan 4 orang Pemimpin Redaksi  ini digelar di Gedung Utaryo komplek Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Lemdiklat Polri, Lembang, Minggu (10/3/2019) malam.

“Jadi ini para CEO BUMN ini dia mesti harus bisa mengidentifikasi dan mengambil keputusan mengenai bagaimana cara mencegah, mengidentifikasi dan juga langsung melakukan tindakan-tindakan yang cepat sehingga betul-betul steril semua anggota BUMN khususnya dan juga termasuk lingkungannya,” ujar Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH usai memberikan paparan.

Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan, sesuai penjelasan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno bahwa ada 2 juta lebih seluruh karyawan dari organisasi BUMN yang kemungkinan juga bisa terinfiltrasi penyebaran paham radikal terorisme. Karena penyebaran paham tersebut bisa masuk dari mana saja.

“Untuk itu tadi saya jelaskan bagaimana cara melakukan identifikasi masalah tersebut, bagaimana cara menghindarinya dan bagaimana cara mengambil keputusan. Kita harapkan dengan apa yang kita jelaskan ini tentunya bisa menjadi pencerrahan buat mereka dan para CEO BUMN ini bisa langsung untuk mengambil tindakan demikebaikan BUMN,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Alumni Akpol tahun 1985 ini berharap kepada masing-masing BUMN kedepannya untuk bisa menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan BNPT sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme di lingkungan masing-masing BUMN.

“Pasti, tidak mungkin tidak menjalin kerjasama, harus. Pegawai BUMN  kita semuanya ada 2 juta lebih. Tadi dimana ada 150 CEO BUMN se Indonesia yang ada di bawah kendali Menteri BUMN. Kalau bisa bersinergi dengan baik insya allah kita semuanya akan maju untuk bangsa ini,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Dalam paparannya tersebut Kepala BNPT juga menyampaikan bagaimana upaya kelompok radikal terorisme selama ini melakukan penyebaran pahamnya baik mulai tingkat sekolah dari usia PAUD hingga perguruan tinggi termasuk penyebaran paham tersebut di lingkungan kantor pemerintah dan BUMN.

Menanggapi pertanyaan salah satu Dirut BUMN yang berharap adanya kurikulum khusus untuk menumbuhkan pendidikan karakter terhadap anak bangsa dan juga terhadap jajaran pegawai BUMN, Kepala BNPT pun mengatakan  kalau hal tersebut selama ini sudah dibicarakan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti)

“Iya selama ini sudah kita sampaikan untuk bisa menjadi kurikulum. BNPT untuk masalah radikalisme dan BNN untuk masalah narkotika. Jadi akan dimasukkan. Tetapi untuk BUMN ini kami serahkan sama Ibu Menteri BUMN, kalau ada, kami siap menjadi guru atau mentor. Katakan mungkin ada recruitment pegawai, kita berikan merekapaham paham yang benar-benar sejuk agar mereka berhati-hati dan akan kami kasih tahu mereka mengenai modus-modus operandinya,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Bahkan dalam paparannya, Jenderal Bintang Tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengingatkan bahwa anak-anak muda termasuk chief atau eksekutif muda yang ada dibawah CEO BUMN ini banyak sekali yang punya pemikiran cemerlang dan tidak munutup kemungkinan terinfiltrasi paham radikal.

“Karena ada kementerian, mungkin bapak-bapak pernah mendengar berita beberapa tahun lalu bahwa beberapa orang di  Kementerian yang sudah menjabat di eselon strategis yang bisa menentukan untuk mengambil keputusan malah bisa terpapar. Dan itu sudah saya ingatkan Kementerian itu untuk segera mengganti pejabat-pejabat  tersebut. Karena kalau tidak akan sangat berbahaya. Kalau bisa mencegah itu lebih bagus daripada nanti sudah terlanjur,” ujarnya mengakhiri

 

Penyebarannya Sangat Besar

Sementara itu Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan bahwa penyebaran paham radikal terorisme selama ini sudah tidak mengenal tempat membuatnya karena itu perlu mengundang Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan secara utuh kepada para CEO BUMN.

“Kami meminta Kepala BNPT  untuk memberikan gambaran kepada kita semua mengenai sebenarnya seberapa besar masalah terorisme ini, dan dari hasil paparan tadi terlihat bahwa ternyata sangat besar. Karena usaha dari BUMN  itu beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, tentunya ini kita  tidak terlepas dari masalah itu. Terutama karyawan kita secara menyeluruh itu hampir dua juta orang di seluruh Indonesia,” ujar Menteri BUMN, Rini Soemarno, usai pembukaan acara tersebut.

Dikatakan mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Kabinent Gotong Royong ini, kalau seluruh pihak di BUMN  tidak menjaga dari awal terhadap instansinya untuk mencegah menyebaran paham radikal terorisme seperti yang dikatakan Kepala BNPT, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

“Kita harus benar-benar menghadapinya harus dari awal, jangan di akhirnya.  Jangan berharap kita bisa menuntaskan kalau cuma di akhirnya saja. Karena inilah makanya saya rasa ini membuka mata teman-teman semua CEO-CEO BUMN yang mana tentunya nanti kita biasanya pada akhir pertemuan ini kita memberikan rumusan apa langkah-langkah yang harus kita lakukan ke depan,” ujar mantan Presiden Direktur Astra Internasional ini.

Diakui wanita kelahiran Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini, apa yang telah disampaikan Kepala BNPT dalam paparannya tersebut juga sebagai upaya untuk melindungi keluarga besar BUMN dari pengaruh penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Namun menurutya  bukan hanya keluarga BUMN saja dalam arti yang ada di lingkungan pekerjaan BUMN,  tapi dimana BUMN berada pun sekarang pihaknya selalu menekankan untuk  harus sadar lingkungan terhadap lingkungannya juga.

“Jadi di daerah mereka berada, dimana mereka beroperasi, maka mereka juga harus menyadari lingkungan itu bersih dari terorisme atau tidak,  bersih dari narkotika atau tidak, nah ini yang coba kita tekankan juga,” kata mantan Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) ini mengakhiri. (Ryman)