Presidium Pusat ISKA Lantik DPD ISKA Provinsi Sumsel, DPC Kabupaten OKU dan DPC Kabupaten OKI

oleh -
Mgr Yohanes Harun Yuwono, Uskup Keuskupan Agung Palembang saat pelantikan Pengurus ISKA Sumatera Selatan. (Foto: Mediasriwijaya.com)

Sumsel, JENDELANASIONAL.ID – Presidium Pusat (PP) Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) melantik DPD ISKA Provinsi Sumatera Selatan, DPC ISKA Kabupaten Ogan Komering Ulu dan DPC ISKA Ogan Komering Ilir di Aula Gedung Yoseph Fakultas Sains Teknologi UKMC Jalan Bangau Palembang, Sabtu (4/3/2023).

Acara pelantikan tersebut diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, yang didampingi Romo Putera Setiahati, Rm Donatus Kusmartono dan Romo Stephanus Supardi. Sedangkan acara pelantikan dilakukan oleh Presidium Pusat ISKA Pusat yang diwakili oleh Sekjen PP ISKA, DR Arie Sulistiono dan Wakil PP ISKA, Prasetyo Nurhardjano.

Prasetyo Nurhandjanto dari PP ISKA saat menyerahkan panji. (Foto: Mediasriwijaya.com)

Yoseph Handoko terpilih sebagai Ketua DPD ISKA Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu juga dilantik Pengurus DPC ISKA Kabupaten OKI yang diketuai oleh adalah Marcia Iswanto, SP dan Pengurus DPC ISKA OKU dengan Ketua Laurentius Parwanto, SH, MH disertai susunan kepengurusannya.

Acara pengukuhan Pengurus DPD ISKA Provinsi Sumsel, DPC ISKA Kabupaten OKI, dan DPC ISKA Kabupaten OKU itu juga diadakan seminar yang bertajuk “Pendidikan Politik Bagi Generasi Milenial dan Generasi Z”. Seminar menampilkan narasumber Prasetyo Nurhandjanto dari PP ISKA, dan Dosen Universitas Sriwijaya, DR Andries Lionardo, M.Si dengan keynote Mgr. Yohanes Harun Yuwono serta Rektor Universitas Musi Charitas Palembang, DR Singgih Setiawan SE,M.Si.

Uskup Agung Palembang, Mgr Yohanes Harun Yuwono menegaskan meskipun kecil ISKA tetap menyatakan kehadirannya karena Indonesia dibangun dari banyak unsur, komunitas, dan latar belakang berbeda. Kehadiran ISKA akan menyempurnakan dan saling memiliki sebagai sebuah bangsa negara yang jadi cita-cita bersama.

“Semoga karya-karya ISKA hendaknya merasuk luas ke dalam ranah publik, dan tidak sekadar menjadi ‘rumah’ bagi cendekiawan Katolik. ISKA akan bekerja dengan pedoman kesederhanaan, efektivitas, intelektualitas, sinergi dengan berbagai pihak serta mengacu pada moralitas dan etika Kristiani, nasionalisme serta wawasan kebangsaan,” ujarnya seperti dikutip HIDUPKATOLIK.COM.

Prasetyo Nurhardjanto mengajak kaum milenieal yaitu anak-anak generasi milenial dan generasi z, yang saat ini berusia 18 – 22 tahun, untuk perlu tah tentang politik. “Sebab politik adalah sebuah proses menuju kesejahteraan, terlebih angka usia muda di Indonesia sangat besar, dan generasi ini merupakan penentu kelanjutan kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, Andries Lionardo mengatakan, pendidikan politik penting bagi generasi milenial dan generasi z sebab Indonesia emas akan jatuh pada tahun 2045 dan mereka yang akan memimpin saat itu. Terlebih anak-anak generasi milenial dan generasi Z akan memimpin Indonesia dalam 22 tahun mendatang.

“Kita selalu kawal anak-anak milenial ini dengan pemahaman-pemahaman, keanekaragaman, kebudayaan, berbangsa, bernegara, nilai-nilai Pancasila, kebhinekaan, nilai-nilai toleransi, kemajemukan. Ini harus kita tanamakan kepada mereka agar tetap satu ditengah keragaman, perbedaan,  ditengah luasnya geografi bangsa, suku, agama, ras, adat yang bermacam-macam,” katanya.

Menurutnya, generasi milenial dan generasi Z  perlu menyadari dan memperhatikan ancaman negara yang bisa datang dari dalam dan dari luar negeri. Dari dalam negeri bisa datang dari adu domba, perang saudara, dan perbedaan pendapat yang meruncing.

“Kita tidak tahu siapa yang memberikan tapi mari kita waspadai terutama generai milenial. Berbeda gagasan sah-sah saja tapi tetap satu cita-cita menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, negara yang disegani baik secara ekonomi global, politik global, populasi penduduk yang luar biasa,” tuturnya.

Seminar tersebut diikuti para pengurus OSIS SMA/SMK, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan undangan lainnya. ***