Putu Wiadnyana Bersyukur Aliaran Air untuk Warga Tenganan Lacar

oleh -
Putu Wiadnyana, warga Desa Adat Tenganan Pegringsingan, salah satu sub Desa Tenganan yang ada di wilayah Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Sabtu (2/2). Foto: Esdm.go.id

Bali, JENDELANASIONAL.COM — Mukanya Sumringah menyambut kami. Dengan keramahan khas Bali, Putu Wiadnyana mengantar kami keliling desa Desa Adat Tenganan Pegringsingan, salah satu sub Desa Tenganan yang ada di wilayah Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Sabtu (2/2).

Wiadnyana menjelaskan, desanya adalah salah satu desa adat yang masih ada kental dengan budaya asli Bali. Bahkan tidak ada kendaraan bermotor maupun mesin berat yang diperbolehkan masuk ke wilayah desa adat tersebut. “Inilah kenapa sumur bor dibangun di area luar desa, yang dekat dengan area parkir untuk wisatawan yang hendak berkunjung ke desa kami,” ungkapnya seperti dikutip siaran pers Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agung Pribadi.

Sejak hadirnya sumur bor yang dibangun Badan Geologi Kementerian ESDM di desanya, Wiadnyana mengaku distribusi air ke warga desa Tenganan tidak terputus. “Sebelumnya air macet atau dialirkan bergantian sudah menjadi hal biasa,” ujarnya.

Desa Tenganan, yang terletak di area perbukitan, memiliki satu-satunya sumber air yang berjarak 5 km dari pusat desa, yang berasal dari mata air rembesan di bawah area persawahan. “Itu sangat fluktuatif alirannya, apalagi saat musim palawija (kemarau), debit turun, warga menikmati air digilir,” cerita Wiadnyana yang juga menjadi salah satu pejabat pengelola PAM desa.

Ia menuturkan, jaringan perpipaan yang ada di Tenganan sebelumnya berusia 30 tahun lebih. “Tebing di atas sana rawan longsor sehingga aliran pipa sering terganggu, beberapa bulan lalu pipa kena longsoran dan jatuh ke sungai, air macet sampai lebih 3 hari,” tambahnya.

Wiadnyana yang kesehariannya berkebun ini merasa sangat bersyukur dengan hadirnya sumur bor yang kini dapat melayani sebagian besar warga di desa tersebut. “(Sumur bor) ini sangat membantu. Sumur bor ini awalnya memang untuk tanggap darurat bencana, antisipasi, sumber air di desa ini ada di wilayah Rawan Bencana Gunung Agung. Sekarang aliran air jadi lancar, kami juga sudah siap kalua suatu saat pengungsi datang,” pungkasnya.  (Ryman)