Forum Cendikiawan UI -President University Ikut Sumbang Saran Bagi Capres Terpilih

oleh -
Forum Cendekiawan Universitas Indonesia (UI)-President University (PU) bertopik Quo Vadis Pemilu 2019? yang diselenggarakan oleh Presiden Executive Club (Jababeka Group) di President Executive Lounge, Menara Batavia, Jakarta, Jumat (5/4/2019). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID  — Pemilihan Umum pada 17 April 2019 harus berjalan sukses di tengah berbagai isu yang meragukan tentang kredibilitas penyelenggaraan pemilu. Untuk itu jaminan akan pelaksanaan pemilu yang berjalan jujur, adil, dan tanpa upaya yang berpotensi memecah belah sesama anak bangsa merupakan hal yang mutlak dibutuhkan bangsa Indonesia.

Demikian ditegaskan Guru Besar Universitas Indonesia, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, sekaligus Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) 2011-2016 Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A dalam Forum Cendekiawan Universitas Indonesia (UI)-President University (PU)  bertopik Quo Vadis Pemilu 2019? yang diselenggarakan oleh Presiden Executive Club (Jababeka Group) di President Executive Lounge, Menara Batavia, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Dalam forum itu turut hadir Dr. S.D. Darmono, Pendiri President University, Prof. Ari Kuncoro, Muhammad A.S. Hikam, Ir. Erman Suparno, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rikard Bagun, serta akademisi Universitas Indonesia dan Universitas Presiden.

“Pemilu harus menjadi perwujudan idealisme tanpa politik uang untuk membangun Indonesia lebih baik. Jika hal itu dilanggar akan berbuntut panjang secara hukum dan politik, mulai dari gugatan hukum hingga potensi gejolak di kalangan masyarakat,” kata Budi Susilo.

Budi Susilo melanjutkan, walau pemilu berjalan sukses, Indonesia masih akan menghadapi tantangan geopolitik, tantangan demografi, tantangan lingkungan, serta tantangan ekonomi.

Secara geopolitik, Indonesia berada di posisi silang geografis dunia dengan sumber kekayaan alam yang strategis. Dalam hal demografi, Indonesia memiliki bonus demografi pada tahun 2030. Tetapi, generasi muda Indonesia akan memiliki kekuatan mengolah semua potensi itu apabila mampu menghasilkan pemikiran dan pengetahuan.

“Dengan kemampuan sumber daya seperti itu, Indonesia ke depan akan menjadi bangsa yang produktif, tidak hanya menjadi bangsa yang konsumtif. Untuk itu, mutlak perlunya pendidikan kebangsaan,” tegas Budi Susilo.

Budi Susilo menambahkan, Forum Cendikiawan Universitas Indonesia-President University bertujuan untuk menyampaikan gagasan kepada siapa pun yang nantinya terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia setelah tanggal 17 April 2019 nanti. (Ryman)