Gunung Agung Alami Fase Sesekali Erupsi

oleh -
Visual Gunung Agung dari pos Batulompeh pada Selasa (12/12/2017) pukul 08:50 WITA. (Foto: Ist)

DENPASAR – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menginformasikan kondisi Gunung Agung, Bali pada Selasa (12/12/2017). Kondisi gunung terpantau pada periode pukul 06:01-09:00 WITA

Secara visual, kondisi di seputar gunung tampak cerah berawan. Visual gunung dari Pos PGA Rendang (selatan) teramati. Pengamatan dari CCTV POS PGA Rendang pukul 02:51 WITA memperlihatkan adanya sinar api.

Sementara itu, pengamatan dari pos Batulompeh (utara) pada pukul 08:50 WITA teramati asap warna putih kelabu, tekanan sedang, dengan ketinggian mencapai 1000 meter di atas puncak, dan asap condong ke barat.

“Secara visual, saat teramati, mengindikasikan bahwa aktivitas magmatik Gunung Agung masih tinggi,” demikian siaran pers PVMBG.

Dari sisi seismik, terekam tremor menerus dengan amplitudo 1 – 2  mm, dominan 1 mm. Terjadi 6 kali gempa hembusan dengan amplitudo: 15 – 25 mm. Selain itu, terekam 2 kali low frequency dengan amplitudo: 3 – 10 mm, dan 3 kali gempa vulkanik dengan amplitude: 3 – 14  mm.

PVMBG mengatakan, jumlah kegempaan dengan konten frekuensi rendah saat ini teramati lebih dominan dari kegempaan frekuensi tinggi. Hal ini berkaitan dengan aliran fluida magmatik di kedalaman dangkal.

Visual Gunung Agung dari CCTV POS PGA Rendang, Selasa (12/12/2017) pukul 02:51. (Foto: Ist)

Gempa frekuensi tinggi mengindikasikan peretakkan batuan akibat pergerakan magma dari dalam. Gempa frekuensi  rendah berkaitan dengan aliran magmatik ke permukaan.

Berdasarkan analisis data secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Erupsi efusif berupa aliran lava ke permukaan kawah masih berlangsung dan masih berpotensi untuk terjadinya erupsi eksplosif (erupsi dengan kolom abu vertikal disertai lontaran batu/lava pijar) dan dapat disertai Guguran Lava maupun Awan Panas.

Seperti sebelumnya, status Gunung Agung masih dipertahankan dalam Level IV (Awas) karena masih berada dalam fase erupsi. Saat ini erupsi/hembusan terjadi secara sesekali (intermittent). Fase erupsi intermittent ini pernah terjadi selama satu bulan sebelum erupsi tahun 1963.

“Sequence erupsi 2017 maupun analisis abu produk erupsi 2017 mirip dengan erupsi 1963, namun demikian tidak dapat dipastikan bahwa erupsi 2017 akan berlangsung seperti 1963. Oleh karena itu akan dilakukan pengukuran gas dengan drone secara periodik untuk memperkirakan lebih tepat aktivitasnya”.