Maryana Ose, Mahasiswa Muslim yang Dilantik Jadi Anggota PMKRI Kupang

oleh -
Maryana Ose, mahasiswi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Nusa Cendana asal Kabupaten Lembata yang dilantik jadi anggota luar biasa PMKRI Cabang Kupang. (Foto: Poskupang.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Pemandangan unik terekam dalam momen pelantikan anggota baru Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang Santo Fransiskus Xaverius. Dalam prosesi pelantikan yang berlangsung di Aula Kantor DPD Partai Golkar NTT jalan Frans Seda Kupang pada Minggu (8/12/2019) malam, terdapat satu sosok pembeda yang mencuri perhatian.

Seperti dilansir dari poskupang.com, ketika seremonial pelantikan oleh Ketua Presidium berlangsung dengan penyematan baret merah bol kuning kepada anggota, satu anggota tampak khas dengan hijabnya. Sosok itu menjadi satu-satunya pembeda dari 125 anggota baru yang dilantik pada malam itu.

Sosok itu adalah Maryana Ose. Mahasiswi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Nusa Cendana asal Kabupaten Lembata.

Bersama 124 rekan anggota baru, ia tampak khidmat mengikuti prosesi pelantikan sejak awal acara. Juga saat seremoni yang diawali dengan sumpah anggota yang dipandu oleh Ketua Presidium, Adrianus Oswin Goleng.

Usai dilantik, Maryana Ose yang merupakan anggota luar biasa PMKRI Cabang Kupang tersebut mengungkapkan bahwa pilihannya untuk berhimpun dalam wadah PMKRI merupakan niatan tulus dan tanpa ada paksaan dari orang lain. Hal tersebut diakuinya karena ingin membangun toleransi umat beragama dari lingkup terkecil, terutama karena ancaman paham radikal yang kian gencar di tengah masyarakat akhir-akhir ini.

“Saya memilih berhimpun diri di PMKRI dengan niatan yang ikhlas dan tanpa paksaan. Ini untuk membangun toleransi beragama,” ungkapnya.

Ia mengatakan, menjadi anggota PMKRI bukan berarti ia akan mengikuti semua ajaran Katolik.

“Berhimpun di PMKRI bukan berarti harus mengikuti semua ajaran agama Katolik, tapi saya hanya belajar dan memahami prinsip kekatolikan saja, karena PMKRI tidak mengkatolikan umat lain tapi prinsipnya yang bersifat universal untuk siapapun yang mau bergabung dan belajar di perhimpunan,” tandas Yana.

Ia mengakui, memang ada rasa malu dan minder karena takut akan adanya pemikiran yang keliru dari orang lain karena ia berhimpun di PMKRI. Namun, hal tersebut, ia jadikan sebagai tantangan dalam berproses sebagai kader PMKRI.

“Tentu ini tantangan bagi saya, namun tantangan ini tidak menyurutkan niat saya dalam berproses di wadah ini. Bagi saya, PMKRI merupakan wadah yang sangat terbuka bagi anggota yang berbeda keyakinan,” tutur Yana.

“Semenjak saya berproses di Buraen hingga Mabim, saya merasa sangat bangga karena banyak ilmu yang saya dapatkan dari perhimpunan ini dan PMKRI selalu membuka ruang untuk siapapun yang ingin berproses di wadah PMKRI baik beragama Islam dan kristen protestan sehingga terus eksis dan melahirkan kader yang militansi dalam mewujudkan visi & misi,” ujar Yana.

Sementara itu, Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang Adrianus Oswin Goleng mengatakan bahwa sebagai organisasi pembinaan dan pengkaderan, PMKRI terbuka kepada siapapun untuk berkecimpung dan menjadi anggota.

“PMKRI secara yuridis konstitusional berbuka diri bagi siapapun yang mau berkecimpung di dalamnya. Kita berproses di wadah ini tidak mengenal suku, agama, maupun etnis dari anggotanya,” ujar pria yang akrab disapa Oswin ini.

Terkait dilantiknya satu anggota luar biasa dalam pelantikan angkatan Militansi tersebut, ia menyebut bahwa hal itu menjadi hal yang membanggakan PMKRI.

“Kita patut berbangga, pelantikan kali ini ada salah satu anggota luar biasa yang berkeyakinan lain, yakni Muslim yang menjadi bagian dari keluarga besar PMKRI Kupang. Kita apresiasi pilihan untuk bergabung dalam perhimpunan ini,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar para anggota tidak takut dan ragu untuk berproses bersama PMKRI. Hal ini dikatakannya, karena PMKRI dalam eksistensinya untuk “berjuang dan terlibat” selalu mengedepankan nilai-nilai universal yang dibingkai dalam spirit tiga benang merah, yakni Kristianitas, Fraternitas dan Intelektualitas.

“Hal inilah yang menuntun kita untuk saling menghargai dan mencintai perbedaan sebagai kekayaan bersama,” ujar Oswin.

Meski menempa diri bersama, ia mengatakan bahwa PMKRI tidak pernah mengkatolikan orang yang berbeda keyakinan apa lagi menyesatkan. Oleh karena itu, ia mengajak untuk saling menopang, belajar bersama, saling mengenal dan memahami satu dengan yang untuk kebaikan bersama dan kebaikan perhimpunan.

Sebanyak 125 kader muda dilantik menjadi anggota biasa Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang Santu Fransiskus Xaverius. Dalam sidang pelantikan anggota baru yang dipimpin Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang Adrianus Oshin Goreng tersebut turut hadir para senior/alumni, tamu undangan dan seluruh anggota PMKRI. (Ryman)