Parade Kebangsaan GMKI-IPNU Kunjungi Pondok Pesantren Al-Komariyah Deli Serdang

oleh -
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) bersilaturahmi ke pimpinan Pondok Pesantren Al-Komariyah, di Kotangan Deli Serdang Rabu (13/12). (Foto: Ist)

LUBUK PAKAM – Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) bersilaturahmi ke pimpinan Pondok Pesantren Al-Komariyah, di Kotangan Deli Serdang Rabu (13/12).

Kegiatan ini adalah salah satu rangkaian Parade Kebangsaan GMKI-IPNU yang akan mengunjungi pondok pesantren, gereja, dan pusat kebudayaan.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI, Alan Christian Singkali melalui siaran pers, Jumat (15/12/2017) mengatakan, puncak parade kebangsaan ini dihadiri langsung oleh Ketua UKP-PIP Yudi Latif,  yang membawakan Dialog Kebangsaan dengan tema “Pancasila, Budaya, dan Ekonomi Rakyat”.

“Puncak acara ini dilaksanakan berangkaian dengan Pengabdian Masyarakat Desa GMKI di Bakkara, Kabupaten Humbang Hasundutan, di tepi danau Toba, pada Kamis (14/12),” ujarnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Komariyah menyambut hangat kehadiran rombongan. Perwakilan rombongan diberi kesempatan untuk menyampaikan tausyah kebangsaan di depan 300 santri-santriwati. Dia berharap, alumni pondok pesantren memiliki wawasan kebangsaan yang terbuka.

“Berorganisasilah, karena dengan begitu akan membuka wawasan tentang banyak hal. Contohlah kakanda-kakanda yang datang ini, berbakti untuk negara di tingkat nasional,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PW IPNU Sumatera Utara, Muslim Pulungan, menyampaikan kepada seluruh kader IPNU se-Sumatera Utara akan pentingnya menjaga kerukunan umat beragama dalam berbangsa di tengah-tengah masyarakat yang majemuk khususnya di Sumatera Utara.

Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan PP IPNU Ismadani Rofiul Ulya menjelaskan kepada para santri tentang pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila sejak di pondok pesantren.

“Santri ini sebenarnya sudah menjalankan nilai-nilai Pancasila sejak masuk pondok pesantren maka sebagai santri harusnya menjadi contoh bagi masyarakat tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ismadani.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah sesuai dengan maqosidus syariah. Ismadani yakin para santri yang sudah mandiri sejak dini, mampu menjadi corong utama kesejahteraan rakyat sebagaimana diamantkan sila kelima Pancasila.

“Misalnya maqosid nomer 5 hifdz maal ini sesuai dengan sila ke-5 tentang kesejahteraan rakyat. Di mana kesejahteraan ini biasanya diukur dari harta/ pendapatan,” kata Ismadani.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI, Alan Christian Singkali menyampaikan tentang pentingnya membangun dialog lintas golongan.

“Ketika kawan-kawan santri lulus dari pondok pesantren, akan masuk ke dalam dunia nyata yang lebih kompleks persoalannya. Jadi penting mulai dari awal membangun hubungan dialog dengan semua golongan agar dapat mengartikulasi kehidupan bersosial yang substantif. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh alumni pesantren bahkan sampai ke luar negeri,” ujar Alan.

Alan mengatakan, semua pihak perlu mengimplementasi kecintaan akan tanah air sebagai bagian dari iman (hubbul wathon minal iman), seperti pesan di Alkitab yang disampaikan Yeremia 29:7 yang berbunyi, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang (tempatkan), dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.

Ikut dalam rombongan tersebut Badan Pengurus Cabang GMKI Medan dan Pengurus Cabang IPNU Deli Serdang. Parade Kebangsaan ini akan menjadi langkah awal bagi pembentukan Satgas Kader Inti Pancasila (Satgas KIP) yang diinisiasi oleh GMKI dan IPNU.

Selain Parade Kebangsaan ke Pesantren, Gereja, dan pusat kebudayaan, di waktu yang bersamaan juga dilaksanakan Pengabdian Masyarakat Desa GMKI di Humbang Hasundutan berupa penyuluhan pertanian, kesehatan, pendidikan, dan pariwisata.