Riset G-Comm: Diberitakan Negatif, KPU Harus Jalin Komunikasi dengan Media

oleh -
Direktur Utama Gcomm Andi Irman Patiroi. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendapat sorotan cukup tajam dalam Pemilu 2019, terutama dalam proses rekapitulasi suara.

Sejumlah permasalahan, mulai dari kertas suara tercoblos, banyaknya dugaan kecurangan, hingga meninggalnya ratusan KPPS, membuat lembaga pimpinan Arief Budiman itu menjadi ‘bulan-bulanan’ publik. Tak terkecuali media.

Media-media cenderung lebih banyak memberitakan hal negatif ketimbang kinerja positif KPU. Demikian hasil riset G-Communications (G-Comm) ihwal kecenderungan pemberitaan pascapencoblosan 17 April lalu.

Direktur Utama Gcomm Andi Irman Patiroi mengatakan, penilaian publik melalui media lebih banyak berita negatif.

“Memang ada berita positif, tapi secara porsi pemberitaan tidak terlalu besar. Ini saya pikir menjadi tugas KPU ke depan ya. Bagaimana membangun pola komunikasi yang efektif kepada media,” kata Andi di Jakarta, Rabu (8/5).

Adapun riset tersebut menggunakan metode Purposive Sampling pada 10 media online ternama. Fajar.co.id, beritasatu.com, antaranews.com, mediaindonesia.com, kompas.com, liputan6.com, kumparan.com, detik.com, republika.co.id, tribunnews.com.

Sementara proses pengumpulan data sendiri, dilakukan mulai tanggal 17-30 April 2019 yang menggunakan aplikasi G-Search.

Andi memaparkan, dari 10 media tersebut, terdapat 300 berita yang dihasilkan selama proses pengumpulan data. Adapun berita positif yang ditujukan kepada KPU yakni hanya 97 berita, sedangkan berita negatif sebanyak 164, dan 39 berita lainnya menjawab netral.

Lanjut menurut Andi, meski catatan negatifnya lebih banyak, namun tidak sedikit juga yang mengapresiasi kinerja KPU.

“Pertimbangannya, karena memang tidak mudah menyelenggarakan Pemilu serentak, sehingga KPU layak mendapatkan apresiasi atas apa yang sudah dilakukan terkait penyelenggaran Pemilu,” ujar Andi.

Andi mengatakan, dari total 10 media, 3 media besar di antaranya yang lebih banyak memberitakan terkait penilaian publik terhadap penyelenggaraan pemilu. Tiga media tersebut adalah tribunnews.com dengan 58 berita, republika.co.id 54 berita, dan detik.com 43 berita.

Sementara untuk tone berita dari hasil riset, terdapat 3 top isu positif terkait penyelenggara Pemilu. Di antaranya apresiasi penyelenggaraan pemilu 2019 (10 berita), penyelenggaraan pemilu (9 berita), dan pemilu damai (9 berita).

“Sedangkan, 3 top isu negatifnya pelanggaran pemilu (40 berita), pemilu serentak (33 berita), dan distribusi logistik TPS (14 berita),” beber dia.

“Tiga media terbanyak yang memberitakan positif terhadap penyelenggara Pemilu yaitu, Tribunnews.com (19 berita), Kumparan.com (18 berita), dan Republika.co.id (15 berita). Kalau tiga media terbanyak yang memberitakan negatif yaitu Tribunnews.com (39 berita), Republika.co.id (36 berita), dan Detik.com (30 berita),” terangnya.

Terkait hasil riset ini, Andi menyarankan agar kedepannya KPU lebih terbuka dan lebih banyak berkomunikasi ke media.

“Sehingga harapannya ada porsi yang seimbang antara pemberitaan positif dan negatif,” pungkasnya.

Riset publik ini merupakan salah satu program dari Gcomm sebagai perusahaan komunikasi yang bergerak di konsultan PR dan Event Organizing (EO). Riset menyediakan informasi yang kredibel, dan melalui narasumber yang terpercaya. (Ryman)