Semangat Gotong Royong, Penyintas Covid-19 Dapat Berkontribusi Donor Plasma Konvalesen

oleh -
Donor plasma Konvalesen. (Foto: CNNIndonesia)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Saat ini Indonesia sedang menyiapkan bank donor plasma konvalesen yang bertujuan untuk terapi pasien Covid-19 yang membutuhkan. Dalam hal ini, semua masyarakat Indonesia khususnya para penyintas Covid-19 dapat berkontribusi untuk meningkatkan angka kesembuhan.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, hal ini juga menjadi bentuk semangat gotong royong dalam penanganan pandemi Covid-19 dimana masyarakat ikut berperan meningkatkan angka kesembuhan melalui terapi plasma convalescent.

“Dengan menjadi donor, masyarakat turut berkontribusi dalam menjunjung tinggi semangat gotong royong dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan penanganan pasien Covid-19, utamanya pada kasus gejala berat dan kritis,” ungkapnya memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/1/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Dengan sinergi yang baik dari seluruh lapisan masyarakat dalam penanganan Covid-19, Wiku berharap kualitas penanganan Covid-19 secara nasional dapat meningkat. Dengan kualitas penanganan Covid-19 yang semakin membaik, maka semakin banyak nyawa yang bisa diselamatkan.

 

Potensi Kenaikan Keterisian Tempat Tidur RS

Wiku juga mengingkatkan bahwa jumlah pasien Covid-19 terlihat mengalami peningkatan paska libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

Hal itu berdasarkan data keterisian tempat tidur ruang ICU dan ruang isolasi di berbagai rumah sakit yang ada di Indonesia.

“Jika dilihat pada tren perkembangannya, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Di beberapa daerah keterisian tempat tidur per 2 Januari, sudah melebihi 70%,” ujarnya.

Di antaranya terjadi di provinsi DKI Jakarta 84,74%, Banten 84,52%, DI Yogyakarta 83,36%, Jawa Barat 79,77%, Sulawesi Barat 79,31%, Jawa Timur 78,41%, Jawa Tengah 76,27%, Sulawesi Selatan 72,40% dan Sulawesi Tengah 70,59%. Hal ini menurut Wiku harusnya menjadi peringatan bagi semua pihak.

Saat ini, katanya, Indonesia sedang dalam keadaan darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur yang semakin berkurang jumlahnya. Ia juga mengingatkan lagi, bahwa sisa tempat tidur yang masih ada belum tentu bisa digunakan semua oleh pasien yang membutuhkan perawatan karena terbatasnya tenaga kesehatan di rumah sakit.

Dari data yang ada, Wiku menyebut bahwa hingga saat ini sudah tercatat ada 237 dokter yang meninggal. Dimana tren dokter yang meninggal cenderung mengalami peningkatan dan terutama terjadi di bulan Desember 2020. Jika masyarakat terus abai dan tidak menerapjan disiplin protokol kesehatan yang ketat, maka fasilitas kesehatan yang ada tidak akan cukup menangani kasus-kasus baru.

“Satu-satunya cara adalah dengan mencegah penularan dan menjalankan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” pesan Wiku. (Ryman)