Tahun Baru Imlek 2574, Momentum Perkuat Persatuan Dalam Keberagaman

oleh -
Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama keluarga dan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) turut merayakan tahun baru Imlek 2574 di Restoran Tamarind and Lime, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Tahun Baru Imlek 2574 atau Tahun Baru China dirayakan umat Tionghoa tepat pada Minggu (22/1/2023). Perayaan ini tentunya sangat dinantikan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia.

Imlek 2023 ini juga merupakan tahun Kelinci Air atau Year of the Water Rabbit. Melansir thechinesezodiac.org, Tahun Baru Imlek 2023 akan menjadi Tahun Kelinci Air atau Year of the Water Rabbit dimulai pada 22 Januari sampai 9 Februari 2024, ketika memasuki Tahun Naga.

Tak mau ketinggalan, sejumlah para tokoh petinggi negeri pun turut mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek dan memberi pesan untuk jaga persatuan bangsa misalnya Wakil Presiden RI, K. H. Ma’ruf Amin dan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.

Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin mengatakan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili yang diperingati pada tanggal 22 Januari menjadi momentum penguatan solidaritas bangsa Indonesia. Tahun Baru Imlek 2574 seyogianya dirayakan dengan rasa syukur dan semangat untuk terus bangkit, meskipun tantangan yang dihadapi tidak ringan, agar bangsa Indonesia dapat terus bergerak maju bersama.

“Semangat perayaan Imlek kiranya senantiasa menjadi momentum bagi segenap bangsa Indonesia untuk memperkuat solidaritas dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangan video.

Dalam kesempatan itu, Ma’ruf Amin juga menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili kepada seluruh umat Khonghucu dan warga Indonesia yang merayakan.

“Saudara-saudaraku umat Khonghucu di Tanah Air dan di mana pun berada, saya mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili,” ujar Ma’ruf Amin

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan perayaan Tahun Baru Imlek yang secara resmi diakui oleh negara dan menjadi hari libur nasional memiliki makna penting. Menurutnya hal tersebut menunjukkan betapa bangsa Indonesia menghargai keberagaman.

Dia mengatakan jika melihat kembali sejarah, perjuangan menuju RI merdeka berkat gerakan masif dan inklusif yang melibatkan seluruh elemen bangsa. Tidak terkecuali etnis Tionghoa, yang telah berasimilasi menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

“Karena itu, perayaan Imlek tidak semata menjadi milik warga Indonesia keturunan Tionghoa, melainkan telah menjadi perayaan bagi seluruh elemen suku bangsa. Melalui perayaan Imlek, diharapkan suka cita, kemakmuran, dan kemajuan senantiasa menyertai kita semua. Pengakuan negara tersebut tidak lepas dari keberadaan bangsa Indonesia yang memiliki tingkat heterogenitas sangat tinggi, termasuk di dalamnya terdapat saudara-saudara dari etnis Tionghoa. Peran mereka dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga sangat besar,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (23/1/2023).

Bamsoet pun mencontohkan peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 yang memuat kiprah dan kontribusi etnis Tionghoa dalam pergerakan kebangsaan. Pada saat itu rumah pergerakan yang sekaligus menjadi tempat deklarasi Sumpah Pemuda adalah milik seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong.

“Bahkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman, diterbitkan oleh surat kabar Sin Po dan direkam di studio milik seorang Tionghoa bernama Yo Kim Tja,” jelas Bamsoet. (MWD)