Uskup Rubiyatmoko Resmikan Pastoran Reksa Pastoral Kampus Unika Soegijapranata Semarang

oleh -
Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko memberkati dan meresmikan Pastoran Johannes Maria Unika Soegijapranata Kamis, (30/11).

SEMARANG-Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr memberkati dan meresmikan Pastoran Johannes Maria Unika Soegijapranata Semarang, Kamis, (30/11). Peristiwa ini menjadi hari bersejarah bagi Unika Soegijapranata Semarang pada umumnya dan bagi reksa pastoral kampus atau campus ministry Unika Soegijapranata Semarang pada khususnya.

Upacara pemberkatan dan peresmian pastoran unika dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi. Mgr. Robertus menjadi selebran utama. Empat romo lain mendampingi sebagai konselebrans yakni Romo Ig Suharyono Pr, Romo R. Sugihartanto Pr, Romo V Yudho Widianto Pr dan saya. Sesudah Misa pemberkatan dilaksanakan peresmian dengan penandatanganan prasasti oleh Mgr. Robertus didampingi Ketua Yayasan, Rektor, Wakil Rektor dan Kepala Campus Ministry Unika Romo Aloysius Budi Purnomo Pr . Sesudah itu, acara dilanjutkan dengan santap siang bersama.

Romo Budi menjelaskan,  pastoran baru ini diintensikan untuk dua hal pokok. Pertama, pastoran baru diintensikan untuk meningkatkan reksa pastoral kampus Unika Soegijapranata. “Dalam rangka itulah maka siapa pun yang diutus oleh Uskup Agung Semarang dengan tugas sebagai Pastor Kepala Campus Ministry akan tinggal di pastoran ini,” ujarnya.

Romo Budi yang juga Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang ini menjadi pastor pertama yang menempati dan tinggal di pastoran baru ini. Itulah sebabnya, berdasarkan Surat Keputusan Uskup Agung Semarang saat ini, yakni Mgr. Robertus Rubiyatmoko, dia dipindahkan dari pastoran Ungaran ke pastoran Johannes Maria Unika, dua hari menjelang pemberkatan Selasa (28/11) yang lalu.

“Selain saya, yang juga akan tinggal di pastoran ini adalah pastor yang bertugas sebagai Kokerma (Koordinator Kerasulan Mahasiswa) Kevikepan Semarang,” jelasnya.

Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr memimpin misa pemberkatan dan peresmian Pastoran Johannes Maria Unika Soegijapranata

Saat ini ujarnya yang menjadi Pastor Kokerma Kevikepan Semarang adalah Romo V Yudho Widianto Pr. Maka Romo V Yudho pun, yang seme

ntara ini tinggal di pastoran Katedral Semarang, juga akan pindah dan tinggal di pastoran Unika Soegijapranata.Kedua, pastoran baru ini juga diintensikan untuk The Soegijapranata Institute (TSI) dalam rangka menggali spirit Mgr. Albertus Soegijapranata yang menjadi nama dan patron Universitas Katolik satu-satunya di Semarang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.

Mgr. Albertus Soegijapranata adalah Uskup “pribumi” pertama di masa kolonialisme Belanda. Mgr. Albertus Soegijapranata juga merupakan salah pahlawan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itulah sebabnya, spirit Mgr. Albertus Soegijapranata harus terus-menerus digali dalam rangka kemajuan Unika Soegijapranaya demi pengembangan bakat dan talenta untuk bangsa dan umat manusia sebagaimana menjadi motto Unika Soegijapranata: talenta pro patria et humanitate.

Selain menjadi pastoran Campus Ministry terangnya, pastoran Johanes Maria juga menjadi basis karya TSI. Bahkan ada dua ruangan diintensikan untuk kepentingan TSI, baik sebagai tempat untuk rapat rutin dan untul kantor ketua TSI, yang saat ini dijabat oleh Theodorus Sudimin.

“Baik Campus Ministry maupun TSI bekerjasama dan bersinergi dalam rangka menjaga dan mengembangkan marwah dan spirit Unika Soegijapranata sebagai Universitas Katolik yang memiliki patron Mgr. Albertus Soegijapranata. Salah satu spirit dasar yang diwariskan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata yang harus menjadi marwah Unika Soegijapranata adalah 100% Katolik, 100% Indonesia,” imbuhnya.

Romo Budi mengaku terus mengembangkan spirit 100% Katolik, 100% Indonesia menjadi 100% religius, 100% nasionalis.  “Itulah yang menjadi visi dan misi saya sebagai pastor kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata. Visi 100% religius, 100% nasional berbingkai semangat keberagaman. Maka, 100% religius apa pun agamanya, 100% nasionalis apa pun kewarganegaraannya,” imbuhnya.

Semangat keberagaman ini harus dijagar karena yang terlibat dalam sivitas akademika Unika Soegijapranata itu beragam secara agama. Dosen, tenaga kependidikan, karyawan-wati maupun mahasiswi-mahasiswa berada dalam keberagaman agama: Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu. “Itu dari sisi keberagaman agama.

Maka, saya kembangkan slogan 100% Katolik menjadi 100% religius, apa pun agamanya. Semangat 100% religius juga dikembangkan dalam konteks interreligius. Semakinn kita religius, semakin kita interreligus. Semakin interreligius, semakin pula kita religius,” urainya.

Sementara dalam konteks kebangsaan, Romo Budi mengembangkan slogan 100% Indonesia menjadi 100% nasionalis, apa pun kewarganegaraan yang bersangkutan. Pasalnya, yang belajar di Unika Soegijapranata ada juga yang berasal dari negara lain.

“Jadi, apa pun agamanya, setiap warga sivitas akademika Unika Soegijapranata diajak untuk bertumbuh dan berkembang dalam sikap hormat dan cinta Tanah Air Indonesia. Yang berkebangsaan lain pun diharapkan memiliki rasa cinta pula kepada bangsa dan negara serta Tanah Air Indonesia,” urainya.

Ketika ditanya mengapa pastoran ini diberi nama Johannes Maria? Romo Budi mengatakan nama Johannes Maria diambil dari nama mendiang Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Maria Pujasumarta. Uksup Pujasumartalah yang meletakkan dasar-dasar dan memulai adanya Campus Ministry Unika Soegijapranata.

“Beliau juga yang merupakan Uskup Agumg Semarang yang mulai menugaskan dan menempatkan seorang pastornya sebagai Kepala Campus Ministry di Unika Seogijapranata sebagai full-timer. Itu dimulai sejak Romo Yohanes Gunawan Pr, Pastor Kepala Campus Ministry periode sebelum saya, yang saat ini sedang studi doktoral di Roma, Italia,” tuturnya. Romo Gunawan Pr melanjutkan visi pendahulunya yang juga sedang studi di Austria, Romo Sukristiono Pr yang mengatakan bahwa tugas Pastor Kepala Campus Ministry adalah “mengkatolikkan Universitas Katolik Soegijapranata”.

“Dari para pendahulu saya yang baik, saya pun mewarisi kebaikan dan karya-karya yang bagus. Maka saya tinggal melanjutkan saja dan mempertahankan yang baik itu sambil memperkembangkan hal-hal yang bisa dilakukan dalam konteks 100% religius apa pun agamanya dan 100% nasionalis apa pun kebangsaannya. Itulah semangat baru yang hendak kami hadirkan dan wujudkan dari pastoran yang baru untuk mengukir sejarah masa depan yang baru pula,” pungkasnya.