Generasi Milenial Bersedia Menjadi Agen Pemersatu Bangsa

oleh -
Bincang Anak Muda dengan tema “Promosi Toleransi” yang diselenggarakan oleh SAMINDO dan Setara Institute for Democracy and Peace di Gedung Conclave, Jakarta Selatan, pada Minggu (11/11). (Foto: ucanindonesia)

JENDELANASIONAL.COM — Sekitar 150 remaja yang tergabung dalam Sahabat Milenial Indonesia (SAMINDO) berjanji menjadi agen-agen sosial pemersatu dan agen-agen literasi digital untuk merawat kemajemukan di tengah meningkatnya perpecahan sosial dan intoleransi khususnya di bidang politik yang mengancam persatuan bangsa.

Komitmen mereka disampaikan pada acara Bincang Anak Muda dengan tema “Promosi Toleransi” yang diselenggarakan oleh SAMINDO dan Setara Institute for Democracy and Peace di Gedung Conclave, Jakarta Selatan, pada Minggu (11/11).

“Dalam dua tahun terakhir, kami – generasi muda – merasa cemas dengan berbagai peristiwa sosial, politik, hukum, budaya dan berbagai peristiwa yang diperagakan oleh elit-elit politik republik. Kami juga cemas dengan sebagian generasi muda yang terpapar virus intoleransi, radikalisme dan terorisme,” kata Fikrah Fakhrullah, seorang mahasiswa di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jakarta Timur, saat membacakan “Deklarasi Milenial untuk Indonesia Majemuk” pada acara tersebut, seperti dikutip ucanindonesia.

Fikrah mengatakan anggota SAMINDO berkomitmen untuk “menjadi agen-agen sosial pemersatu di lingkungan sosial masing-masing” dan “menjadi agen-agen literasi digital yang mempromosikan penggunaan teknologi informasi termasuk media sosial secara bijaksana”.

Menurutnya, banyak politisi yang saat ini menggunakan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) untuk menyerang satu sama lain.

“Politik sekarang sangat kejam, menggunakan isu SARA. Masyarakat diadu-domba dengan berita hoaks. Deklarasi tadi benar-benar bermanfaat bagi saya pribadi,” kata Patrick Santoso, seorang anggota SAMINDO.

Ia pun berjanji akan menyampaikan berita-berita valid. “Sebagai penerus bangsa, generasi milenial, saya pasti melakukan yang terbaik. Saya bakal membagikan berita-berita yang valid dan tidak menyebarkan hoaks. Saya akan membaca berita dulu dengan baik baru kemudian mengeskposnya,” katanya.

Sementara itu, Disna Riantina, penggagas SAMINDO, mengatakan komitmen generasi milenial itu disampaikan setelah survei yang dilakukan oleh Setara Institute for Democracy and Peace mengungkapkan persepsi mengkhawatirkan di kalangan anak muda di Indonesia.

Pada 2015 lalu, Setara Institute for Democracy and Peace melakukan sebuah survei terhadap 684 siswa sekolah menengah umum negeri di Jakarta dan Bandung. Menurut survei ini, 7,2 persen, atau 1 dari 14 siswa, setuju dengan gerakan ISIS.

“Itu sangat berbahaya karena generasi muda sebagai korban, bukan pelaku utama. Generasi muda itu orang yang gampang sekali terpapar informasi negatif, maka dengan modal gadget mereka bisa menyebarkan tanpa berpikir lebih luas,” kata Disna. (Ryman)