Indonesia Harus Kembali ke Semangat Juang

oleh -
Diskusi “Kajian Strategis Konflik China – AS dan Dampaknya Terhadap Indonesia” di Kantor Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Senin (2/4/2018). Nampak dalam foto nara sumber (ki-ka) Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro, Ketua Umum PPAD Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakari (Moderator) dan Mayjen TNI (Pur) Zacky Anwar Makarim.

Selain itu, Robert Mangindaan meminta pemerintah untuk mewaspadai gerak China yang memiliki mental ekspansi. Dikatakan,  China sekarang melakukan ekspansi ke Indonesia melalui extended quasi territory (EQT) dengan melakukan investasi di bidang perumahan seperti di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan juga beberapa daerah di wilayah Jabodetabek. Itu artinya, China merebut suatu wilayah di Indonesia dengan perlahan dan atas nama ekonomi melalui mitra bisnisnya di Indonesia. Selain itu, China melakukan  sharp power dengan menguasai mantan-mantan pejabat pemerintah serta milier, menguasai kalangan birokrat dan menguasai jajaran akademisi. China melakukan proksi di berbagai bidang.

Bagi Rosita Noor, ada perbedaan budaya perang antara China dan Amerika. China tidak pernah menggunakan kekuatan militer dalam menguasai bangsa lain.  Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh China akan digunakan sebagai alat perang. Selain itu, Rosita Noor menyayangkan pemerintah  yang tidak memperhatikan dua pulau Indonesia yakni Pulau We, Aceh dan Kepulauan Morotai, Maluku Utara yang seharusnya dijadikan sebagai tempat strategis dalam menghadapi perubahan besar di Asia Pasifik.