Liona Nanang Supriatna: Ubah Pandemi Menjadi Kehidupan Baru yang Penuh Optimistis

oleh -
Liona Nanang Supriatna
Dekan Fakultas Hukum Unpar yang juga Presidium Bidang Hukum ISKA, Liona Nanang Supriatna. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Tetaplah setia pada nilai-nilai Pancasila merupakan kunci agar Bangsa Indonesia bertahan dalam pertarungan baik menghadapi masalah-masalah dalam negeri akibat pandemic Covid 19 maupun ancaman pertarungan kepentingan politik dan ekonomi antar Bangsa.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Dr. iur. Liona Nanang Supriatna, S.H., M.Hum melalui siaran pers, Kamis (4/6).

Pancasila, kata Liona, harus diyakini sebagai jiwa rakyat (Volksgeist) sehingga dapat digunakan sebagai kompas bagi seluruh komponen bangsa dan negara.

Menurutnya, jiwa rakyat (Volksgeist) lahir melalui proses evolusi hukum tanpa didesain oleh kepentingan dan kekuasaan manapun. Dalam kebudayaan bangsa Indonesia, tradisi yang terus menerus hidup dan berkembang membentuk dengan sendirinya dan memiliki daya ikat sebagai hukum dasar. Tradisi ini lahir dari perjalanan historis berkat adanya kesamaan hidup masyarakat di dalam satu kesatuan ruang dan waktu, sehingga semua komponen masyarakat menyelami adanya satu semangat yang sama; satu jiwa rakyat yang diisebut Volksgeist tersebut.

“Pancasila merupakan tali ikatan batin dari seluruh rakyat Indonesia untuk bernaung di dalam satu wadah tunggal sebagai satu bangsa dan satu negara. Oleh karena itu, setiap persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hendaknya tidak lepas dari jiwa bangsa Indonesia itu sendiri,” ujar  alumus PPRA Angkatan 58 Lemhannas RI ini.

Menurut Liona, yang merupakan salah satu Pengurus Pusat ISKA itu, khusus dalam menghadapi masalah pandemi Covid 19 yang merupakan kejadian luar biasa dan tidak hanya menimpa Indonesia namun juga menimpa hampir semua negara-negara diseluruh dunia, dengan tingkat penyebaran terluas dalam sejarah umat manusia, bangsa Indonesia harus mampu mengubah tragedi ini menjadi suatu harapan baru.

Karena itu, kata Liona, kita harus mampu mengubahnya menjadi kehidupan baru yang menyenangkan, kehidupan baru yang penuh optimistis dalam kehidupan new normal.

“Oleh karena itu, semua pihak hendaknya tidak terus-menerus menghembuskan isu negatif bahwa Indonesia telah gagal menanganinya, karena narasi kolektif tentang kegagalan dalam menghadapi Virus Covid 19 sama dengan membangun imajinasi kehancuran Indonesia,” ujarnya.

Hal ini, kata Liona, tentu membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang akan mengakibatkan kepanikan dalam masyarakat, dan memunculkan sikap saling curiga. Oleh karena itu kita semua harus semakin setia kepada Pancasila.

Pandemi Virus Covid 19  yang melanda seantero bumi, harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah mengubah paradima pembangunan yang selama ini hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata. “Sebab keselamatan dan kesejahteraan manusia tidak semata-mata ukuran ekonomi atau pertumbuhan ekonomi, kita harus kembali menata ekonomi Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang mampu menyeimbangkan aspek rohani dan jasmani, aspek kemanusiaan tanpa membedakan perbedaan keyakinan politik, agama demi terciptanya persatuan dan kesatuan,” ujar Liona Presiden Bandung Lawyers Club Indonesia.

Setiap perbedaan, hendaknya dapat diselesaikan secara kekeluargaan melalui prinsip-prinsip musyawarah untuk mencapai kemufakatan. Tidak semua persoalan harus diselesaikan melalui jalur hukum, tidak ada ancaman kekerasan dalam perbedaan pendapat, namun juga penyampaian pendapat harus sesuai dengan, etika, moral serta norma hukum.

“Refleksi tentang keadilan sosial dalam menghadapi Covid 19, harus dimaknai bahwa negara saatnya melakukan penguatan social security dengan menyelenggakan jaminan kesehatan dan jaminan sosial yang memadai,” tutup Liona yang juga penasihat Lysoi (Lawyers Social Indonesia) itu. (Ryman)