PGI: Kedepankan Pendekatan Kemanusiaan Hadapi Warga Desa Wadas

oleh -
Kantor PGI di Salemba, Jakarta Pusat. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Di tengah kekhawatiran kita menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19 yang hari-hari ini meningkat tajam, kita dikejutkan dengan bentrokan antara warga masyarakat dan aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.

Bentrokan yang bermula dari penolakan sebagian warga terhadap pengukuran lahan di desa untuk penambangan (quarry) di Desa Wadas dan pembangunan Bendungan Bener tersebut, berujung pada penangkapan 60-an warga desa yang menolak.

Persekutuan Gereja-gereja di Indoesia (PGI) menyatakan prihatin terhadap kejadian tersebut, dan berharap tidak kembali berlanjut.

“Kami bersimpati dengan warga yang dirugikan dalam peristiwa ini. Kehilangan tanah sebagai tempat hidup bukanlah sesuatu yang mudah, sekalipun ada kompensasi yang ditawarkan,” ujar Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (10/2).

Karena itu, PGI meminta agar pemerintah lebih sabar dan mengedepankan pendekatan kemanusiaan terhadap warga desa yang menolak, daripada sekadar mengatasnamakan pembangunan.

“Pemerintah perlu lebih persuasif dalam menangani persoalan ini. Penanganan yang terburu-buru berpotensi memicu konflik, baik vertikal maupun horizontal,” ujarnya.

Selanjutnya, PGI juga meminta aparat kepolisian agar segera membebaskan warga yang ditangkap dan belum dibebaskan. Dialog yang baik dengan masyarakat harus dibangun, menjauhkan iklim intimidatif di Wadas, agar mendapatkan solusi yang tepat.

Selanjutnya, PGI meminta semua pihak untuk mematuhi aturan hukum yang berlaku dan menghargai hasil putusan hukum yang ada.

“Mendorong semua pihak dapat menjaga situasi tetap kondusif agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan atau keuntungannya sendiri,” pungkasnya. ***