Rizal Ramli: Akhiri Konflik SARA dengan Perang Terhadap Kemiskinan

oleh -
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Kerja, Rizal Ramli. (Foto: ist)

JAKARTA – Kampanye yang menyebarkan perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dalam pemilihan kepala daerah, menjadi keprihatinan tokoh nasional Rizal Ramli. Karena itu, tokoh pergerakan ini meminta semua pihak tidak menggunakan isu SARA untuk memenangkan pertarungan dalam pesta demokrasi.

Rizal Ramli menyatakan, berbagai upaya bisa dilakukan untuk mengurangi potensi penggunaan isu SARAdi Pilkada Serentak 2018. Salah satunya adalah melalui penegakan hukum tanpa pandang bulu.

Karena itu, mantan Menko Perekonomian ini mengatakan, siapa pun yang melanggar aturan, tanpa melihat latar belakangnya, harus diproses secara hukum.

“Begitulah hukum yang adil,” kata Rizal dalam Pertemuan Kebangsaan bertajuk Mengawal Demokrasi: Menolak Politik SARA, Merawat Kebinekaan yang digelar Perkumpulan Pembangunan Karakter dan Kebangsaan, atau Nation and Character Building Institute (NCBI) di Jakarta, Sabtu (27/1).

Namun, ada hal penting yang juga jadi sorotan Rizal yakni upaya serius memerangi kemiskinan.

Mantan Menko Kemaritiman era Presiden Jokowi ini mengatakan, jika rakyat sejahtera, kenyang dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka maka tidak ada waktu lagi untuk berkonflik soal SARA.

Selain itu, kata Rizal, pengentasan kemiskinan berarti juga menghilangkan kecemburuan sosial di masyarakat.

“Jadi, akhiri konflik isu SARA harus perang terhadap kemiskinan,” kata tokoh yang disebut-sebut pantas mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 ini.

Sementara itu, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP) Yudi Latif mengatakan, untuk menghilangkan kampanye SARA, maka harus dilakukan pendekatan kepada elite-elite politik. Hal itu penting agar mereka tidak mengorbankan nilai-nilai kebersamaan, maupun keindonesiaan.

Yudi menegaskan bahwa tidak semestinya persatuan dikorbankan demi kepentingan sesaat termasuk pilkada.

“Ingat, kehidupan politik ini jangka pendek. Jadi, jangan mengorbankan kehidupan jangka panjang,” kata Yudi.

Dia menambahkan, rakyat juga harus diajak untuk tidak terseret berita hoaks dan upaya memecah belah.

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk berpikir jauh bahwa para penyebar hoaks dan isu SARA tersebut memiliki kepentingan pragmatis yaitu demi memenangkan sebuah pertarungan, seperti pilkada.