Silaturahmi ke Suku Baduy, BNPT Gelar Vaksinasi Ideologi Melalui Berbagai Pendekatan  

oleh -
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, saat membagikan bantuan ke Suku Baduy. (Foto: Pusat Media Damai BNPT)

Lebak, JENDELANASIONAL.ID — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerja sama dengan Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (Yasmui), PT. Noor Annisa Kemical (NAK),  Mitsubishi Pajero Club Indonesia (MPCI) dan MNC Peduli mengunjungi suku Baduy Dalam dan Baduy Luar yang berada di Bojong Menteng, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu-Minggu (18-19/9/2021).

Kunjungan tersebut dalam rangka Silaturahmi Kebangsaan dan Bakti Sosial sekaligus sebagai upaya Pencegahan Paham Radikal Terorisme bagi masyarakat Baduy.

Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan Silaturahmi Kebangsaan dan Bakti Sosial di wilayah Baduy ini adalah bentuk kemitraan antara BNPT dan pihak terkait ini sebagai upaya membangun harmoni bangsa.

“Ini bagian dari kemitraan di dalam membangun harmoni bangsa dengan para mitra, bahwa Suku Baduy dan seluruh suku yang ada di Indonesia yang berjumlah lebih dari 1200 suku, tentunya sangat majemuk, sangat heterogen, sangat kaya ini harus kita persatukan dengan membangun harmonisasinya yang melibatkan segenap elemen masyarakat bangsa,” ujar Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT, di Jakarta, Senin (20/9).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tugas BNPT adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat yang belum terpapar ideologi tersebut. Oleh karena itu sudah selayaknya BNPT memberikan vaksinasi ideologi kepada masyarakat suku Baduy tentang bahaya paham radikal terorisme.

“Masyarakat suku Baduy mayoritas belum terpapar paham radikal. Itu sebabnya kami memberikan vaksinasi ideologi melalui pendekatan wawasan kebangsaan, nilai agama, termasuk pendekatan ekonomi, seni dan budaya,” jelas mantan Wakil Komandan Resimen Taruna (Wadanmentar) Akpol ini.

Tentunya dirinya berharap kepada seluruh masyarakat elemen bangsa dan negara ini untuk selalu bisa  membangun harmoni demi menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.  “Karena keempatnya itu adalah konsensus nasional,” ujar alumni Akpol tahun 1989 ini.

Oleh karena itu menurutnya, penanggulangan radikalisme terorisme dengan mengedepankan aspek pencegahan, itu dilakukan dengan berbagai pendekatan. Tidak hanya dilakukan pendekatan hukum semata, tetapi juga dilakukan melalui pendekatan ekonomi dan sosial.

“Termasuk silaturahmi sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangunkan sarana ibadah yang mana itu semua adalah bagian daripada pencegahan yaitu Kesiapsiagaan Nasional, Kontra Radikalisasi dan Deradikalisasi, tetapi semuanya itu muaranya adalah untuk membangun moderasi berbangsa dan beragama sehingga terwujud harmonisasi bangsa Indoonesia,” ucap mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri

 

Ingin Mengganti Ideologi Negara

Radikal terorisme menurutnya merupakan gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnasional serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka. Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmonisasi bangsa Indonesia yang merupakan negeri yang memiliki pluralitas dan heterogenitas tinggi.

“Dimana Indonesia ini memiliki ribuan pulau, suku dann bahasa. Dan suku Baduy ini adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia serta manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar ini.

Dan silaturahmi kebagsaan ini menurutnya adalah pendekatan spiritualitas,  karena radikalise dan terorisme yang mengatasnamakan apapun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.

“Maka dari itu pendekatan soft atau pencegahan disamping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya, kesejahteraan dan  lain sebagainya itu juga merupakan pendekatan spirituaalitas,” kata mantan Kedensus 88/Anti Teror Polda DIY ini mengakhiri.

Dalam kesempatan yang sama juga, Ketua Umum Yasmui, dr Arius Karman yang selama ini telah  memfasilitasi masyarakat suku Baduy untuk melakukan pengobatan gratis, pemeriksaan ibu hamil, penanaman pohon dan juga keterampilan umum sebagai upaya pengembangan UMKM bagi masyarakat suku Baduy mengaku cukup senang dengan kegiatan ini.

“Kegiatan seperti ini sudah sering kami laksanakan di Baduy ini. Dan sekarang kami sangat senang karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatiakan masyarakat suku Baduy ini,” ujan dr. Arius Karman.

Seperti diketahui kegiatan bakti sosial ini membagikan 200 paket  sembako kepada masyarakat suku Baduy khususnya di daerah Bojong Menteng. Kabipaten Lebak. Selain itu Yasmui juga secara resmi menerima pengelolaan masjid Al Fatih yang baru usai pembangunanya dari pihak panitia pembangunan masjid tersebut. Pejabat BNPT lainnya yang turut hadir yakni Kasubdit Kontra Propaganda, Kolonel Pas. Drs Sujatmiko dan para staf. ***