Kemdikbud Bukukan Kisah Panji

oleh -
Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid,

JAKARTA-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendukung gelaran Festival dan Seminar Budaya Panji di Museum Wayang di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada 4-6 Agustus 2017. Hajatan ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-50 ASEAN.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi lintas budaya serta mementaskan sejumlah pertunjukan seni dan pameran karya sastra, naskah kuno dan kreasi seni rupa.

Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid, mengatakan, pemerintah mendukung pengembangan kisah Panji. Pasalnya, kisah tersebut berkembang baik di berbagai daerah dan menyebar serta diceritakan kembali dengan berbagai versi di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara.

“Kisah Panji memiliki keunikan karena pengarangnya banyak. Keunikan dan kepopuleran cerita Panji menjadi inspirasi munculnya bentuk seni lain seperti tari, wayang, topeng, maupun seni rupa,” kata Hilmar Farid, di Museum Wayang, Jakarta, Sabtu (5/8).

Sayangnya, lanjut dia, kisah Panji sudah mulai dilupakan orang seiring dengan perkembangan jaman. “Oleh karena itu, sangat baik untuk mengangkat kisah ini sebagai upaya untuk membangkitkan kembali sekaligus merevitalisasi budaya Panji,” jelas dia.

Lebih jauh, Hilmar Farid, menjelaskan, dalam perhelatan ini terkandung semangat untuk menggelorakan kisah Panji sebagai warisan budaya penguat identitas kawasan.

“Festival ini juga sebagai upaya mengangkat kearifan lokal nusantara dan membangun karakter bangsa dengan menggali nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Panji sekaligus sebagai media untuk mempromosikan budaya bangsa,” tambahnya.

Pengamat budaya sekaligus penggagas dan pembicara kunci dalam Seminar Sastra dan Budaya Panji, Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro, menjelaskan, kisah Panji mengisahkan percintaan dan peperangan antara kerajaan Jenggala dan Panjalu.

“Kisah Panji dengan tokoh sentral Inu Kertapati dan Galuh Chandrakirana memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara,” kata Prof Wardiman.

Sifat unik dari satra dan budaya Panji, lanjut dia, membuat Perpustakaan Nasional bersama dengan Malaysia, Kamboja, British Library, dan Leiden Universiteit telah mendaftarkan naskah Panji sebagai ingatan kolektif dunia untuk kategori memory of the world di UNESCO.

“Untuk hasilnya, akan diketahui Oktober 2017 mendatang,” kata Wardiman